BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Setiap makhluk
hidup tergantung terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Begitu pula manusia
sebagai makhluk hidup tentu sangat bergantung terhadap lingkungan hidupnya.
Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang
membentang disepanjang daris khatulistiwa yang diibaratkan dengan zamrud.
Negara kita merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam dan lingkungan hidup
yang melimpah. Untuk itu, kita harus mensyukuri lingkungan hidup ini dengan
cara memelihara, menata dan menjaga lingkungan hidup ini. Lingkungan hidup
terdiri dari dua komponen, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik
terdiri dari hewan dan tumbuhan, sementara komponen abiotik terdiri dari air,
udara, tanah, cahaya matahari dan iklim. Komponen-komponen tersebut sangat
mendukung kehidupan makhluk hidup dan sangat penting dalam kelangsungan hidup
makhluk hidup.
Sekarang
lingkungan yang menjadi kelangsungan hidup bagi makhluk hidup telah memiliki
permasalahan, dimana masalah lingkungan yang dihadapi saat ini yaitu masalah
ekologi yang timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu
kurang mendukung terhadap kehidupan manusia. Jika hal ini tidak segera di atasi
pada akhirnya berdampak pada terganggunya kesejahteraan manusia. Umumnya
kerusakan lingkungan yang terjadi karena eksplorasi sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan. Yang
berakibat proses alam terganggu sehingga banyak fungsi ekologi alam juga
terganggu.
Masalah
lingkungna tidak berdiri sendiri, tetapi sering berkaitan dengan satu sama
lain. Keterkaitan antara masalah satu dengan masalah lain dikarenakan sebuah
factor yang menjadi penyebab dari berbagai masalah. Sebuah faktor memiliki
pengaruh yang berbedadan interaksi agar berbagai masalah dan dampak yang
ditimbulkan bersifat komulatif. Masalah lingkungan yang saling terkait antara
lain populasi manusia yang berlebihan, polusi, penurunan jumlah sumber daya
alam dan perubahan lingkungan global.
Permasalahan
lingkungan hidup di Indonesia begitu banyak. Sebagian permasalahan lingkungan
hidup itu timbul karena pengaruh alam. Namun, yang paling banyak dari
permasalahan lingkungan hidup yang timbul adalah akibat ulah manusia yang tidak
memperhatikan akan kelestarian lingkungan hidup salah satunya yaitu polusi.
Polusi atau pencemara meliputi : polusi air, polusi udara dan polusi tanah.
Dengan adanya industri maka berbagai pabrik-pabrik industri dibangun
dipemukiman penduduk. Revolusi industri di Eropa yang di mulai pada abad ke-18
telah mendorong penggunaan bahan bakar batu bara dan minyak bumi untuk
menjalankan mesin-mesin. Namun, penggunaan bahan bakar fosil tersebut telah
menimbulkan polusi. Salah satu bentuk polusi yang berasal dari dunia industri
tersebut adalah dilepasnya gas-gas buangan penyebab polusi udara.
Polusi udara,
yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah polusi di luar ruangan (outdoor
pollution). Polusi udara diluar kurang dari 70% disebabkan oleh emisi
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat yang berbahaya ynag
dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusiamaupun
terhadap lingkungan, seperti : timbaloksida nitrogen, hidrokarbon, karbon
monoksida dan sebagainya. Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia
sangat memprihatinkan . beberapa hasi
lenelitian tentang polusi udara dengan segala resikonnya telah dipublikasikan,
termasuk resiko kanker otak. Namun, jarang disadari entah berapa beberapa ribu
warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan,
asma, maupun kanker paru-paru akibat dari polusi udara kota.
Udara kota
telah dipenuhi oleh gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Di
perkirakan sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita
penyakit paru-paru. Di kota-kota besar, konstribusi gas buangan kendaraan
bermotor sebagai sumber polusi udara
mencapai 60-70 %. Sedangkan konstribusi gas buang dari cerobong asap pabrik
berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lai, misalnya dari
rumah tangga, pembakaran sampah, pembakaran pada tungku masak dan sebagainya.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu di waspadai, tetapi organisasi
kesehatan dunia (WHO) menetapkan bahwa beberapa jenis polutan yang dianggap
serius. Poluta udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan serta
tumbuhan, semuanya di emisikan oleh kendaraan bermotor. Akibatnya fatal bagi
bayi dan anak-anak. Orang dewasa lebih beresiko yaitu wanita hamil, usia
lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru-paru dan saluran
pernapasa. Masalahnya, para penderita maupun keluarga tidak menyadari bahwa
berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan
bermotor yang semakin memprihatinkan.
1.2 Identifikasi Masalah
1.
Berbagai dampak polusi udara yang
belum diketahui oleh sebagian masyarakat yang berdampak pada kesehatan bahkan
bisa memicu kematian.
2.
Sebagian masyarakat masih belum
mengetahui cara untuk mengurangi dampak polusi udara.
1.3
Pembatasan
Masalah
Mengingat
pembahasan dalam penelitian ini sangat luas yang bisa mencangkup banyak hal,
maka akan dibatasi pembahasannya.
1.
Menjelaskan uraian mengenai dampak
polusi udara kepada masyarakat yang kurang mengetahui dampak apa saja yang akan
timbul dari polusi udara,
2.
Dan mencakup dampak polusi udara
yang berdampak pada lingkungan.
1.4
Rumusan
Masalah
1.
Mengapa polusi udara bisa terjadi ?
2.
Mengapa polusi udara bisa memicu
kematian ?
3.
Bagaimana cara mencegah dan solusi
yang tepat untuk mengatasi polusi udara ?
1.5
Tujuan
1.
Untuk mengetahui penyebab dari
polusi udara.
2.
Untuk mengetahui dampak polusi
udara bagi kelangsungan hidup, makhluk hidup khususnya manusia yang bisa memicu
kematian.
3.
Untuk menemukan cara mencegah dan
solusi yang tepat untuk mengatasi polusi udara.
1.6
Kegunaan
Penelitian
1.
Bagi peneliti :
Mendapatkan pengetahuan bagaimana belajar
mengenai dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup, makhluk hidup di bumi
khususnya pada manusia yang bisa memicu kematian.
2.
Bagi masyarakat :
Penelitian ini dapat menyadarkan masyarakat,
bagaimana bahaya dari dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup, khususnya pada kesehatan manusia
yang bisa memicu kematian.
3.
Bagi pemerintah :
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah untuk
memberi kebijakan akan bagaimana mengurangi polusi udara yang semakin meningkat
di kota maupun di daerah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan
Pustaka
Berdasarkan
dengan judul penelitian oleh penulis “Polusi Udara yang Bisa Memicu Kematian”
maka di perlukan penjelasan mengenai pengertian polusi udara, jenis polusi
udara, jenis polutan, penyebab polusi udara, dampak polusi udara dan cara
pencegahan dan solusi dari polusi udara. Karya tulis ilmiah ini menjelaskan
tentang mengenai pencemaran udara, yaitu pengertian, penyebab, dan pengaruh
polusi udara terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta solusi
dan teknologi terbaru untuk mengurangi polusi udara. Semakin pesatnya
perekonomian dan perkembangan teknologi mampu memberikan dampak yang besar bagi
kelangsungan hidup manusia terutama masalah lingkungan. Semakin pesatnya
perekonomian mampu mendorong bertambahnya kebutuhan terutama kebutuhan sekunder
yaitu transportasi, dimana dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat
hidup makhluk hidup terutama manusia semakin terancam kualitasnya. Dampak
negatif polusi udara kepada kehidupan manusia semakin hari semakin bertambah.
Untuk itulah karya tulis ilmiah ini dibuat disisi lain untuk memenuhi tugas
akhir juga sebagai solusi dan yang bisa menciptakan lingkungan yang sehat,
bersih dan nyaman yang terbebas dari polusi udara.
2.1.1 Pengertian Polusi Udara
Kata polusi
berasal dari Bahasa Latin “Pollure” yang berarti polusi atau tercemar.
Penambahan sesuatu ke udara, air, tanah, ataupun makanan yang mengancam
kesehatan, kemampuan bertahan hidup, atau mengganggu kegiatan manusia dan
kehidupan organisme lainnya disebut polusi. Polusi dalam pengertian klasik,
polusi adalah perubahan ciri fisik, kimiawi, atau biologis yang tidak
diinginkan dari udara, air, dan tanah atau lahan yang mungkin berpotensi
membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia atau organisme lainnya. Polusi
memengaruhi semuanya seperti : udara,
sungai, laut, dan tanah.[1]
Polusi udara
adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara yang bersifat langsung dan
lokal, regional, maupun global. Secara umum definisi polusi udara adalah
perbedaan komposisi udara aktual dengan
kondisi udara normal dimana komposisi udara yang aktual tidak mendukung manusia.
2.1.2
Kerangka Pemikiran
![]() |
![]() |
|||
|
|||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
|
Sumber polusi udara dapat diklasifikasikan
menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit
listrik, industry, dan rumah tangga. Sumber bergerak adalah aktivitas lalu
lintas kendaraan bermotor dan transportasi laut. Dari data Indeks Standard Pencemaran Udara
(ISPU) tahun 2017, di beberapa provinsi terutama di kota-kota besar, seperti
Jakarta, Surabaya, Pontianak emisi kendaraan bermotor merupakan konstribusi
terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya
lebih dari 50%.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa lebih dari 92% penduduk yang tinggal di kota-kota besar
terkena polusi udara melewati ambang batas WHO. Data ini dihasilkan dari
analisis paling rinci yang dilakukan WHO, termasuk informasi dari pengukuran
satelit dan lebih dari 3.000 stasiun pemantauan di darat. Semua kawasan di
dunia terkena dampak polusi udara dan penduduk yang penghasilan rendah yang
paling terkena dampaknya.
Bernafas dengan menghirup udara yang
tingkat polusinya diatas ambang batas WHO dapat menyebabkan kanker paru-paru,
penyakit kardiovaskuler,dan stroke. Sekitar 3 juta kematian setiap tahunnya
terkait dengan polusi udara luar ruangan. Sedangkan polusi udara yang ada
didalam ruang, seperti asap dari kayu bakar dan tungku memasak, menjadi
penyebab satu dari setiap sembilan kematian di dunia. Jumlah korban terbesar
berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
Data antar Negara menunjukan bahwa
Turkmenistan merupakan Negara dengan tingkat kematian tertinggi yang disebabkan
oleh polusi udara luar ruangan. Sementara Tajikistan, Uzbekistan, Afghanistan,
dan Mesir, menduduki peringkat selanjutnya. Amerika Utara lebih baik dalam
meminimalisasi polusi udara di bandingkan dengan Eropa , sebagian besar karena
Eropa masih bergantung pada bahan bakar diesel dan praktek peternakan yang
menghasilakan ammonia serta metana.
Tiongkok, Negara yang menduduki
peringkat keenam dalam hal tingkat kematian akibat polusi udara, relative kaya,
tetapi kendala oleh kabut asap di kota-kota dan polusi udara dari sumber
industri. Untuk mengurangi polusi udara, WHO merekomendasikan penggunaan alat
transportasi berkelanjutan, pengelolaan sampah, dan memanfaatkan energi
terbarukan.
2.2
Penyebab
Polusi Udara
Sejak bermulanya revolusi
perindustrian di Great Britain (Inggris) – pencemaran udara mulai menelan
korban. Sebagai contoh , di London pada tahun 1950-an, dari kabut akibat polusi
udara telah meregut nyawa lebih dari 4.000 orang. Pengaruh dari polusi udara
sangat berbahaya bagi sistem kehidupan makhluk hidup, seperti gangguan
kesehatan dan kerusakan sumber daya alam disekitar kita. Jika itu dibiarkan,
maka polusi tersebut semakin melebihi batas normal[2].
2.2.1 Polusi
Udara Di Luar (Outdoor Pollution)
Polusi udara akan semakin meningkat
jika kepadatan lalu lintas cukup tinggi dan banyaknya industri yang bisa
berdampak pada lingkungan. Semakin tinggi bahan bakar yang berasal dari minyak
dapat berpotensi terjadinya polusi akan semakin tinggi sebab udara tersebut
tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Kebanyakan polusi udara
dikarenakan oleh kegiatan manusia yang tidak memperhatikan dampak lingkungan
dan faktor alam.
Selain itu,
bisa juga kekurangan lahan hijau atau ruang terbuka hijau taman kota/hutan
kota). Karena sangat berpengaruh jika populasi penduduk bertambah, aktivitas
pembangunan, sarana transportasi (meningkatnya jumlah kendaraan), akibatnya
lahan hijau pun berkurang. Penyebab
pencemaran udara oleh kegiatan manusia adalah sebagai berikut :
1.
Gas buangan hasil pembakaran bahan
bakar fosil yang berlebihan seperti :
batu bara, kerosin, minyak tanah, diesel dan lain-lain.
2.
Asap kendaraan, asap industri dan
pusat energy termal.
3.
Kerusakan hutan (penebangan pohon).
4.
Gas buangan dari kendaraan yang
mengandung karbon monoksida, nitrogen oksida, dan gas-gas lain.
5.
Karbon monoksida yang dihasilkan
dari pembakaran tidak sempurna dari minyak tanah dan diesel.
6.
Pembakaran bahan bakar fosil
melepaskan karbon dioksida di atmosfer. Akumulasi gas karbon dioksida secara
berlebihan dapat merangkap sejumlah panas dan meningkatkan suhu bumi.
7.
Pembangkit listrik juga
menghasilakn partikel abu kecil yang mencemari atmosfer.
8.
Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara pada unit pembangkit listrik juga melepaskan gas sulfur
dioksida. Di udara yang lembab, sulfur dioksida teroksidasi menjadi asam
sulfur. Begitu pula halnya dengan asam nitrat yang terbentuk dari nitrogen
dioksida yang dilepaskan dari knalpot kendaraan bermotor saat udara lembab.
9.
Kilang minyak merupakansumber utama
polutan seperti sulfur dioksida dan nitrogen.
10.
Kloroflourokarbon (CFC) digunakan
dalam alat-alat seperti lemari pendingin dan aleng semprot. CFC yang dilepaskan
ke udara dapat menyebabkan penipisan ozon.
Polusi udara merupakan campuran
berbagai bahan pencemar, baik berupa padatan maupun cairan atau gas yang masuk
terdispresi ke udara lalu menyebar ke lingkungan sekitarnya. Faktor kondisi geografis, suhu udara, dan tekanan
udara setempat dapat memengaruhi kecepatan dalam penyebarannya, seperti kawasan
daya dukung alamnya berkurang, sering dijumpai berbagai penyakit yang erat
kaitannya akibat polusi udara. Sumber polusi udara terutama dari transportasi,
polutan yang di hasilkan terdiri dari karbon monoksida dan hidroksida. Selain
itu, polusi udara lainnya bersumber dari pembakaran, kegiatan industri,
pembuangan limbah dan banyak lagi. Polutan yang cenderung meningkat sebagian
besar dari karbon monoksida. Berikut ini adalah berbagai macam jenis zat kimia
yang dapat membuat polusi udara[3]
:
a.
Karbon
Dioksida
Sebelum era industrialisasi, kadar
karbon dioksida masih rendah, yaitu280 ppm pada tahun 1860, sedangkan pada
tahun 1960, kadar gas tersebut meningkat menjadi 315 ppm. Peningkatan kadar ini
disebabkan oleh tingginya penggunaan bahan bakar batu bara, minyak bumi dan gas
alam. Batu bara yang komponen penyusunnya berupa karbon, jika dibakar akan
bereaksi dengan oksigen, menghasilkan karbon dioksida. Demikian juga dengan gas
alam dan minyak bumi yang sering di pakai sehari-hari.
Dampak dari kenaikan karbon
dioksida di udara akan menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Rumah
kaca merupakan rancangan bangunan yang dibuat untuk pembiitan tanaman pada
perkebunan modern. Sinar matahari dapat menembus kaca, tetapi sinar infra merah
yang dipantulkan tidak bisa menembusnya dan tertangkap didalamnya sehingga suhu
di dalamnya meningkat. Kondisi itu pula yang terjadi dengan bumi kita, karbon
dioksida di udara dapat dilewati sinar infra merah dan sinar tampak, tetapi
menahan sinar infra merah yang dipantulkan bumi. Semakin tinggi karbon dioksida
di udara, semakin panas suhu di permukaan bumi. Jika ini terus-menerus terjadi
maka es dikutub akan mencair dan menaikkan permukaan air laut yang akhirnya akan
menenggelamkan pulau-pulau yang ada.
b.
Karbon
Monoksida
Kendaraan bermotor atau
transportasi yang sering kita pakai menyumbang 10.000-40.000 ppm karbon
monoksida. Padahal, udara dikatakan bersih jika mengandung karbon monoksida
sebesar 0,1 ppm. Ambang batas karbon monoksida di udara sebesar 10,0 ppm. Gas
karbon monoksida ini disebabkan dari proses pembakaran pada mesin kendaraan
yang tidak sempurna.
Asap kendaraan merupakan sumber
utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapan bahwa 60%
polusi udara di kota besar disebebkan oleh benda bergerak atau transportasi
umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari bus. Formasi karbon
monoksida merupakan funsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam
proses pembakaran dalam ruang bakar mesin diesel. Pencampuran yang baik antara
udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge
merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi karbon monoksida.
Karbon monoksida yang meningkat di
berbagai perkotaan mengakibatkan turunnya berat janin dan jumlah kematian bayi
meningkat serta kerusakan otak. Oleh karena itu, strategi penerunan kadar karbon
monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti penggunaan bahan
katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbaru akan
rendah polusi bagi kendaraan bermotor. Efek yang ditimbulkan ialah gas tidak
berwarna, tdak berbau, tetapi beracun akibat pembakaran bensin dan minyak yang
tidak sempurna. Darah dalam tubuh turun kemampuannya untuk mengangkut oksigen
sehingga darah kekurangan oksigen. Dalam jumlah besar, dapat menyebabkan
kematian.
c.
NO dan NO2
Polusi udara dapat disebabkan oleh
oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen adalah pembakaran bahan bakar
dalam industri dan kendaraan bermotor. Di udara adalah 0,05 ppm. NOx jika bereaksi dengan bahan pencemar lain akan
berbahaya dan menimbulkan fenomena asap
kabut (smog).
Gas nitrogen oksida ada dua macam
yaitu’ gan NO dan gas NO2 keduanya mempunyai sifat yang berbeda dan
sama-sama berbahaya bagi kesehatan. Gas NO2 jika mencemari udara
mudah di amati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan.
Daerah perkotaan yang padat penduduknya biasanya kadar NO cenderung
tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai macam kegiatan yang menunjang
kehidupan manusia seperti transportasi, penggunaan generator pembangkit tenaga
listrik dan sebagainya.
d.
Oksida Nitrit
Gas nitrogen monoksida yang
mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna
dan tidak berbau. Di udara gas ini dapat teroksidasi menjadi nitrogen dioksida
(NO2 ). Baik NO maupun NO2 merupakn gas
beracun. Oksidan nitrit berasal dari proses pembakaran bakteri. Berbentuk gas yang
tidak berwarna, tidak berbau, tidak terbakar, dan sedikit larut dalam air.
Udara yang mengandung NO dalam batas normal relative aman dan tidak
berbahaya, kecuali gas NO dalam konsentrasi tinggi.
e.
Nitrogen
Dioksida
Nitrogen dioksida di udara
membentuk awan berwarna kuning atau coklat, sedangkan ciri-ciri nitrogen
dioksida yang berwarna merah-ungu-kecoklatan memiliki karakterinstik, yaitu
memiliki bau menyengat, toksis dan korosit, dan menyerap banyak cahaya.
f.
SO2 dan
SO
Oksida belerang ini dapat
mengakibatkan turunya hujan asam. Oksida belerang dihasilkan sari pembakaran
bahan bakar seperti batu bara dan minyak bumi. Oksida belerang ini dihasilkan
dari limbah industri pengelolahan logam, yaitu pemanggangan biji logam. Senyawa
belerang banyak dijumpai dalam bentuk senyawa organik yang direduksi
oleh bakteri. Senyawa tersebut dioksidasi dan masuk kedalam atmosfer membentuk aerosol
sulfat. Ada dua macam belerang oksida, belerang dioksida dan belerang trioksida. Keduanya mempunyai
sifat yang berbeda dan karakterinstik keduanya memiliki bau yang tajam dan
tidak reaktif.
Pembakaran bahan bakar fosil akan
menghasilkan gas SO2 lebih
banyak diandingkan dengan gas SO3. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar,
sedangkan gas SO3 bersifat reaktif. Polusi SO2 diudara
terutama berasal dari penggunaan batu bara pada kegiatan industri
dan transportasi. Kegiatan industri lebih banyak menggunakan batu bara,
terutama untuk menggerakkan pembangkit tenaga listrik.
Polutan gas SO2 dan SO3
, serta adanya uap air (H2O) dalam udara akan mengakibatkan
Terjadinya reaksi pembentuakn asam sulfat (H2SO4).
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua
bentuk jumlah terbesar. Gas buangan hasil pembakaran pada umumnya mengandung
gas SO2 lebih banyak dari pada gas SO3. Hydrogen
sulfide (H2S) merupakan persenyawaan hydrogen dan belerang, yang
banyak dijumpai di kawah gunung berapi yang masih aktif. Cirinya yaitu gas yang
tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun, berbau seperti telur busuk. Dampak
yang ditimbukan bisa menyebabkan hujan asam,yang merusak tumbuhan, korosi
logam,dan merusak bangunan. Bagi tubuh dapat menyebabkan penyakit paru-paru
kronis akut, menimbulkan gangguan mata, tenggorokan dan gangguan hidung dan
memperparah penderita asma.
g.
Pb atau timbal
Pb atau timbal merupakan polutan
yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Setelah mengalami pembakaran di
dalam bentuk oksida timbal. Timbal merupakan logam berat yang berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Logam ini berwarna kelabu kepeakan yang amat berbahaya bagi
anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan
cat pada dinding rumah.
Sumber utama timbal adalah asap
kendaraan berbahan bakar bensin yang mengandung timah, maka polutan ini dapat
ditemui dimana ada mobil, truk, dan bus. Di Negara-negara yang telah berhasil
menghapuskan penggunaan bensin yang mengandung timah, debu diudara tetap
tercemar karena penggunaan bahan bakar ini selama puluhan tahun. Di Meksiko
City, misalnya, tujuh dari sepuluh bayi yang baru lahir memiliki kadar timah
dalam darah lebih tinggi daripada standar yang diizinkan WHO.
Dampak yang ditimbulkan yaitu
menyebabkan kerusakan permanen pada otak, darah, dan organ lainya. Selain itu,
dapat meracuni sistem pembentukan sel darah merah sehingga mengakibatkan anemia
dan menyebabkan tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Menghambat
pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan
menghilangkan konsentrasi.
h.
Ozon
Ozon merupakan zat antioksidan yang
kuat, beracun, dan juga merupakan zat pembunuh jasad renik yang kuat. Berat
jenis ozon 1,5 kali lebih besar dari gas oksigen (O2). Ozon berasda
di ketinggian antara 15 sampai dengan 40 km diatas permukaan bumi, yaitu
disekitar stratosfer dan troposfer. Ozon yzng berada di stratosfer
adalah ozon yang bersifat baikbagi makhluk hidup dibumi karena akan berfungsi
sebagai filter atau penghambat dari pancaran sinar ultraviolet yang
berasal dari matahari. Ozon yang berada di troposfer mempunyai akibat
yang tidak baik bagi makhluk hidup di bumi karena merupakan gas rumah kaca yang
dapat menimbulkan pemanasan global. Lapisan ozon adalah lapisan pelindung
atmosfer bumi yang berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar ultraviolet yang
datang berlebihan dari sinar matahari. Sinar ultraviolet yang tidak dapat di
filter oleh lapisan ozon akan menaikkan suhu di permukaan bumi dan akan
berdampak mencairkan es dikutub yang menyebabkan naiknya permukaan air
lautsehingg a berdampak pada tenggelanya pantai.
Ozon di dalam stratofer terbentuk
secara alami dari molekul oksigen melalui reaksi fotokimia. Ozon tersebutlah
yang saat ini mengalami penipisan lapisan sehingga terjadi lobang ozon akibat pencemaran
oleh zat-zat kimia terutama cholofluorocarbon (CFC). Kerusakan lapisan
ozon disebabkan oleh bereaksi dengan radikal chorl yang berasal dari
senyawa CFC. Ozon yang berada di dalam troposfer terbentuk secara tidak
langsung akibat pembakaran bahan bakar yaitu dari nitrogen oksida (NOx).
Pembentukan ozon memerlukan cahaya matahari. Oleh karena itu, ozon hanya
terbentuk pada siang hari dan mencapai maksimum pada sore hari.
Kadar ozon yang menyelimuti bumi
sebagai penghambat dari pancaran sinar matahari, kadar ozon stratosfer terus
menurun, sebaliknya kadar ozon troposfer semakin meningkat. Dampak yang ditimbulkan
untuk jangka panjang berkaitan dengan fungsi pernafasan, dapat berpotensi
menjadi asma.
i.
CFC atau cholofluorocarbon
CFC merupakan zat kimia yang dapat
merusak ozon. Perusakan ini bersifat kimiawi artinya ozon yang mempunyai
susunan molekul O3 dapat dirusak oleh satu unsur penyusun CFC, yaitu
Cl. Jika lapisan ozon rusak, sinar ultraviolet akan masuk kebumi tanpa tersaring
lebih dahulu sehingga menyebabkan berbagai jenis bencana dan penyakit. Dampak
yang di timbulkan yaitu kanker kulit, katarak dan kerusakan pada tanaman.
2.2.1.1 Polusi Udara Yang Disebabkan Oleh Partikel
Partikel dapat
berupa debu padat atau titik-titik cair yang bersifat primer atau sekunder.
Sumber polusi partikel selain dari proses alam juga disebabkan oleh manusia
seperti peleburan, pembakaran tidak sempurna, transportasi dan kegiatan
industri. Di bawah ini beberapa karakterinstik dari polutan yang bersifata
partikel sebagai berikut[4]:
a.
Dispersi
partikel di udara
Proses atmomiser dari partikel baik
padat maupun cair yang sedemikian rupa sehingga dapat disperse penguraian atau
pembiasan ke udara. Apabila partikel berbentuk padat disebut debu. Proses
perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah
titik embun atau disperse partikel berbentuk cair di sebut kabut. Jumlah
partikel yang terkumpul pada asap kurang, sedangkan pada kabut jumlah partikel
diudara dipengaruhi tenaga dari luar, seperti angina, hujan, tenaga bertahan,
dan tenaga interaksi antara partikel. Partikel-partikel yang dapat merusak
kesehatan yaitu, bahan organik dan non organik.
b.
Pengaruh
partikel terhadap tanaman
Partikel yang berupa debu dapat
menempel pada daun-daun tanaman yang akan membentuk lapisan kerak di permukaan daun.
Apabila permukaan kerak dipermukaan daun yang banyak dapat mengganggu proses
fotosintesis pada tanaman, di sebabkan sinar matahari terhambat masuk dan
menghambat pertukaran karbon dioksida dengan atmosfer. Akibat sampingan dari
daun-daun tanaman yang mengandung partikel komponen kimia akan berbahaya bagi
hewan yang memakainya.
c.
Pengaruh
partikel terhadap manusia
Pengaruh partikel terhadap manusia yang merugikan secara langsung
yaitu pada sistem pernapaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain :
ukuran partikel karena akan menentukan penetrasi ke dalam sistem pernapasan.
Pada dasarnya, partikel-partikel akan dapat di cegah oleh bulu hidung dan
membrane mukosa. Apabila partikel-partikel itu tidak dapat dicegah oleh hal
tersebut, maka akan tertinggal dalam paru-paru yang bisa berbahaya bagi
kesehatan. Partikel-partikel yang berbahaya bagi paru-paru manusia yaitu :
·
Partikel tersebut beracun karena
sifat kimia dan fisiknya.
·
Dapat mengganggu pembersihan
bahan-bahan lain yang berbahaya.
·
Partikel-partikel tersebut – karbon
– dapat membawa molekul gas berbahaya melalui absorbs sehingga molekul tersebut
dapat tertinggal di bagian paru-paru yang berbahaya.
d.
Bahan organik
·
Benzena
Benzene
merupakan cairan hidro karbon yang mudah menguap sangat penting sebagai bahan
kimia industri sekaligus polutan yang berbahaya. Zat kimia ini terdapat
dalamminyak mentah dan dalam menghilangkan minyak ringan seperti pelarut dan
bensin. Kadar benzene dikawasan industri mempunyai potensi tiga kali lipat dari
kadar udara normal. Benzene merupakan produk pembakaran bahan-bahan organic
normal sehingga ditemukan dalam benda-benda seperti asap rokok dan asap mobil.
Dampak kronis dalam benzena adalah dalam sum-sum tulang akan menghambat
pembentukan sel-sel darah merah dan putih. Dan gangguan kesehatan pada syaraf
pusat.
·
Pestisida Difenil Dikholro
Trikhloroetana (DDT)
Penggunaan DDT
yang berbentuk asap yang beterbangan diudara dapat terhisap atau kontak
langsung dengan kulit dan diabsorpsi, lalu ditimbun dalam jaringan lemak.
Penumpukan yang berlebihan tersebut berpotensi terganggunya sistem syaraf
pusat. Dibeberapa Negara, penggunaan DDT sudah dilarang pemakaiannya karena
akan berdampak biaya ekologis.
e.
Bahan
anorganik
·
Kaadnium (CD)
Kaadnium
merupakan logam perak yang lunak, ditemukan dalam endapan sulfide terutama
dalam biji seng, dan dalam kadar rendah pada biji timbal dan tembaga serta pada
batu bara yang berbelerang tinggi. Kaadium berasal dari peleburan alumunium,
pembuatan baterai, asap rokok, dan peleburan seng.diperkiraan 50% kaadium yang
akan di endapkan dalam paru-paru akan mengakibatkan bronchitis, amenia dan batu
ginjal.
·
Krom (Cr)
Sumber utama
krom adalah plat krom, antikarat, zat pewarna, gelas dan asap rokok. Di daerah
kawasan industri terjadi peningkatan yang tajam dibandingakan dengan keadaan
udara normal. Jika udara yang tercemar krom dihisap, maka akan menstimulasi
hipersekresi dari cairan pernapasan, serta berpotensi mengakibatkan kanker
paru-paru.
·
Arsen (As)
Sumber utama dari arsen adalah
industri peleburan yang menggunakan arsen seperti industri peptisida, zat
warna, gelas dan asap rokok. Arsen yang ada diudara berbentuk anorganik. Udara
yang telah tercemar melebihi batas normal berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan berupa sekresi kelenjar cairan pernapasan.
·
Silikat (Si)
Sumber utama
pencemaran udara dari silikat, yaitu pada industri semen berupa
partikel-partikel yang berterbangan di udara. Silikat (Si) disebut juga
asbestos. Dampak yang diakibatkan oleh pencemaran udara dari silikat, yaitu
akan terganggunya fungsi paru-paru. Partikel-partkel yang terhisap dapat
didepositkan pada jaringan saluran pernapasan yang disebut asbestosis atau
fibrosis paru-paru. Asbestosis bersifat sinergisme penggabungan lebih dari satu
factor yang berdampak lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan pengaruh
individual terhadap perokok.
·
Berillium (Be)
Sumber
utamanya, yaitu dari penambangan dan ekstraksi dari berilium, industri
elektroplat, dan industri tenaga nuklir. Partikel-partikel pada beryllium dapat
mengakibatkan gangguan pada kulit, radang hidung, dan radang tenggorokan.
2.2.2 Polusi Udara Di Dalam Ruangan
(Indoor Pollution)
Polusi udara pada ruangan sebagian
besar terjadi pada waktu seseorang berada pada ruangan yang bisa mengakibatkan
penularan penyakit bersifat airborne disease yaitu penyakit yang
ditularkan melalui udara. Jenis-jenis ruangan seperti : rumah, kendaraan, kapal
laut, pesawat, ruang kerja, dan berbagai jenis ruangan lainnya. Kontaminasi
dari udara bebas dengan berbagai polutan di daerah yang tingkat polusinya
tinggi berpotensi memberikan sumbanganbagi polusi udara ruangan. Dibawah ini
beberapa penyebab polusi udara dalam ruangan:
a.
Rokok
Merokok dalam ruangan berbahaya jika diruangan tertutup, karena
selain berpengaruh pada kesehatan perokok juga dapat imbas kepada perokok
pasif.
b.
Pembakaran
Ruangan bisa berpotensi terjadinya polusi ruangan bila pembakaran dilakukan
dalam ruangan tersebut. Jenis pembakaran bahan bakar yang merupakan penyumbang
polusi terbesar adalah pembakaran kayu, seperti di daerah pedesaan yang masih
menggunakan tungku kay bakar dan di daerah yang dingin yang menggunakan tungku
perapian sebagai perlengkapan rumahnya.
c.
Penggunaan AC dab peralatan lainya
Penggunaan AC merupakan lingkungan yang cocok bagi penularan
beberapa jenis penyakit yang berasal dari aerosol biologis melalui udara. Dan
peralatan yang dapat digunakan dapat menyumbangkan polusi udara dalam ruangan
adalah mesin foto kopi merupakan penyumbang polusi ozon, selain itu polusi
udara pada peralatan bisa di dapatkan dari kasur, karpet danmesin penghisap
debu.
d.
Manusia dan hewan
Polusi udara ruangan yang diakibatkan oleh manusia bisa berupa
virus dan bakteri. Pada hewan polusi udara disebabkan dari partikel hewan
tersebut berupa bulu dan beberapa jenis penyakit.
2.2.3 Produk Rumah Tangga Yang Berbahaya
Berdasarkan
penelitian, produk-produk ini dianggap berbahaya karena beracun, mudah
bereaksi, penyebab korosi, atau mudah terbakar. Produk-produk ini juga
merupakan ancaman sebagai zat polutan di dalam ruangan yang kronis. Berdasarkan
pemantauan terbatas atas rumah-rumah di Amerika, para ilmuwan menaksir ada
1.000-2.500 kematian tambahan oleh kanker pertahun akibat produk-produk rumah
tangga.
Pembersih
rumah tangga
·
Desinfektan (pembersih kuman)
·
Pembersih oven
·
Pembuka pipa penguras
·
Pembersih WC
·
Pembersi multiguna
·
Bahan pembersih
·
Logam pengkilat kayu
Produk-produk perawatan
rumah tangga
·
Perekat
·
Cat
·
Pengnecer cat
·
Zat warna, vernis, dan bahan-bahan
penghapus dan pengerok cat
·
Perapat bocor atau pengedap air
Produk-produk
otomotif
·
Bahan pendingin udara
·
Zat tambahan untuk oli dan bahan
bakar
·
Dempulmobil
·
Cairan dan zat tambahan untuk
radiator
·
Pembersih karbulator dan penyuntik
bahan bakar
·
Cairan untuk starter
·
Oli pelumas umum
·
Zat tambahan untuktransmisi
·
Pelarut karat
Produk-produk
lapangan rumput dan kebun
·
Obat pemberantas jamur
·
Obat pemberantas gulma
·
Obat pemberantas hama
Lain-lain
·
Baterai
·
Bahan-bahan kimia pemroses foto
·
Barang elektronik
·
Penghapus cat kuku dll.
2.3 Dampak
Polusi Udara
Dampak atau
pengaruh dari polusi udara di bagi menjadi empat yaitu dampak terhadap manusia,
hewan, tanaman dan dampak terhadap bukan makhluk hidup[5].
2.3.1 Dampak
Terhadap Manusia
Polutan udara dapat menjadi sumber
penyakit seperti virus, bakteri dan beberapa jenis cacing. Dampak yang diakibatkan
oleh polutan udara yang buruk dapat mengakibatkan seseorang menjadi alergi yang
selanjutnya menjadi pintu masuk bagi bakteri yang berpotensi terjadinya
infeksi. Polutan udara yang terjadi secara kronis berpotensi untuk mendorong
terjadinya kanker. Polusi dengan udara panas dapat menimbulkan beberapa jenis
penyakit dan manusia tidak dapat mentoleransi suhu udar di atas 50o C.
Kelembapan udara (mengandung kadar uap air) melebihi normal akan mempercepat
pertumbuhan bakteri. Negara yang memiliki kelembapan udara yang cukup tinggi
biasanya Negara yang berada didaerah tropis seperti Indonesia.
Udara yang telah tercemar oleh
belerang dioksida menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem
pernapasan sampai ke paru-paru. Serangan belerang oksida akan menyebabkan
iritasi (gangguan) pada bagian tubuh yang terkena. Daya iritasi belerang
dioksida pada setiap orang tidaklah sama, ada yang sensitive dan ada yang lebih
tahan pada konsentrasi lebih tinggi. Gas belerang dioksida yang bersifat
korosif, tidak hanya merusak makhluk hidup, akan tetapi dapat merusak
benda-benda lain yang menjadi karat dan permukataan menjadi kusam.
Substansi pencemar yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh tergantung pada jenis pencemar kedalam tubuh
tergantung pada jenis pencemar. Partikel yang berukuran besar dapat bertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikel berukuran kecil dan gas
dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar dapat diserap oleh
sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang
paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk
diantaranya asma, bronchitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Tingginya polusi udara di Negara
maju dan berkembang, khususnya di Asia dan Afrika, sudah sangat meresahkan dan
memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak bayi yang baru lahir dan orang
tua. Badan PBB untuk masalah anak-anak (UNICEF) menyebutkan bahwa pada saat ini
ada lebih dari 16 juta anak-anak berusia di bawah satu tahun di Asia yang
tinggal di kawasan dengan tingkat polusi setidaknya enam kali lebih tinggi dari
tingkat aman. Citra salelit yang digunakan untuk mengamati tingkat polusi udara
di seluruh dunia menemukan adanya 12,2 juta anak-anak di bawah usia satu tahun
yang tinggal di Asia dan Afrika juga merasakan hal yang sama. Laporan ini
menyoroti hubungan antara polusi udara, dan ingatan verbal maupun nonverbal,
nilai akademis yang di bawah rata-rat, dan masalah perilaku neurologis lainnya.
Partikel yang sangat halus dalam polusi udara di kota dapat merusak sawar darah
otak (SDO). SDO merupakan selaput halus yang melindungi otak dari zat yang
beracun. Dampaknya tidak hanya untuk saat ini, tapi juga untuk masa yang akan
datang.
2.3.2 Dampak
terhadap hewan
Polusi udara
yang dapat mengakibatkan keracunan kronis. Biasanya melalui pakan yang di
cemari polusi udara. Disamping itu, meningkatnya udara yang melebihi batas
normal berpotensi menurunkan produksi hewan seperti, kuranganya pasokan rumput
yang dibutuhkan untuk hewan yang berkembang biak jika terjadi musim kering yang
berkepanjangan. Di bawah ini polutan udara yang berbahaya bagi hewan sebagai
berikut :
·
Arsen (AS)
Terjadinya gejala yang ditimbulkan seperti gangguan pencernaan,
konfulsi (kejang-kejang) dan syaraf pada hewan dikarenakan adanya unsur arsen
yang melebur pada rumput.
·
Timah (Pb)
Pabrik yang menggunakan timah bila tidak memikirkan dampak yang
ditimbulkan dapat mencemari udara di sekitarnya dapat mengganggu kesehatan
hewan ternak seperti gejala lumpuh.
·
Difenil dikloro trikhloroetana
(DDT)
Akibat penggunaan DDT yang berlebihan dan tidak mengindahkan dampak
yang ditimbulkannya dapat mencemari udara sekitarnya. Akibatnya, polusi udara
dapat berpengaruh pada metabolisme kapur terhadap telur ayam.
·
Aerosol biologis
Aerosol biologis bisa berupa virus, protozoa, dengan ragam jenis
penyakit yang ditimbulkan. Penularannya melalui udara menjadi yang utama bagi
penyakit terhadap hewan yang disebabkan oleh virus.
2.3.2.1 Perilaku
Ganjil Pada Hewan
Ada dua tim riset yang secara independen mengumpulkan bukti-bukti
mengenai efek polutan terhadap bangau dan camar, siput, burung puyuh, tikus dan
monyet, ikan-ikan, elang, serta kodok. Perilaku yang diamati, yaitu perilaku
kawin dan membesarkan anak, membuat sarang, belajar, menghindari pemangsa,
mencari makan dan lainnya.
Dalam suatu penelitian, burung-burung jalak jantan terpengaruh
insektisida, terlihat adanya penurunan kemampuan berkicau, terbang dan mencari
makan dan lainnya hingga 50%. Sedangkan sejenis salamander yang terkena
pestisida endosulfan berkadar rendah menjadi sulit membaui pheromone yang
dikeluarkan pasangannya sehingga tidak terjadi perkawinan.
Ditemukan juga bahwa burung-burung camar jantan yang menetas dari
telur yang tercemar DDT mengalami perilaku aneh, mereka berusaha mengawini
sesama jenis (pejantan). Sedangkan timbal akan mempengaruhi keseimbangan
terbang camar-camarutu. Sementara itu, atrazine membuat ikan koki menjadi
hiperaktif dan TCDD menjadikan monyet-monyet makin kasar dalam bermain. Walaupun sudah banyak bukti
yang diperoleh, efek ini ternyata tidak
begitu diperhatikan oleh para toksikolog yang pakar di bidang racun.
2.3.3 Dampak
terhadap tumbuhan
Terjadinya peningkatan suhu udara
dalam batas normal bisa berpengaruh pada pertumbuhan tanaman sehingga bisa
menurunkan produksi beberapa jenis pangan seperti sayuran dan buah-buahan.
Selain kerugian ekonomis, pengaruh terhadap tanaman dapat juga dirasakan pada
hewan dan manusia, terutama emisi oleh flour, sulfur dioksida, ozon dan peroksiacetil
nitrat. Pengaruh utamnya pada daun dapat mengakibatkan proses asimilasi.
Yang ditimbulkan pencemaran oleh
nitrogen oksida pada tanaman, yaitu terjadinya bintik-bintik pada daun. Polutan
gas NO2 dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan daun. Karena jika
jaringan pada daun rusak, daun tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat
terbentuknya karbohidrat melalui fotosintesia. Kondisi ini berdampak pada
produksi tanaman.
·
Aldehid
Aldehid bersumber dari gas buang kendaraan bermotor yang
dipengaruhi sinar matahari dan menjadi bentuk lain akan merusak tanaman di
dalam rumah kaca (green hous).
·
Flourida
Flourida yang bersumber dari kegiatan industri seperti pembuatan
pupuk, keramik, alumunium, dan peleburan logam. Dengan 0,1 pbb, sudah merupakan
toksis untuk tumbuh-tumbuhan. Merusak daun dan akan memengaruhi proses
asimilasi. Hidrogensulfide, ozon, dan nitrogen dioksida akan merusak daun
sehingga memengaruhi pertumbuhan tanaman.
2.3.3 Dampak
terhadap bukan makhluk hidup
Polusi udara dapat mempengaruhi
kerusakan peralatan industri karena polutan udara dapat memasuki ruangan berupa
partikel-partikel. Karbon dioksida, partikel dari polusi udara melalui atmosfer
atau mempengaruhi kadar ozon yang berpotensi terhadap iklim dan cuaca. Perubahan
iklim ini sering terjadi yaitu, perubahan musim yang biasanya musim hujan
menjadi musim kemarau atau sebaliknya, sehingga dapat mengacaukan program
pertanian.
Pada benda mati, dampak polusi
udara sangat merugikan atau memberikan perubahan estetik, seperti batu, tanah
liat, metal, kayu, cat karet, bahan kulit, bahan tekstil, dan makanan. Selain
itu, polusi udara bisa mengakibatkan abrasi terutama akibat fisik atau kimia.
Ada juga dampak polusi udara yang bersifat langsung misalnya sulfur dioksida dihisap
oleh bahan bahan kulit dan kontak dengan air akan berbentukterbentuk asam
sulfat yang merusak bahan kulit tadi. Yang bersifat tidak langsung seperti cat
dinding yang terkena partikel tanah. Korosi dari bahan metal oleh polusi udara
terutama udara yang banyak mengandung garam. Pada kawat listrik jik aterjadi
korosi akan mengakibatkan hubungan pendek. Pada bahan karet dengan polusi bahan
udara ozon akan mengurangi perubahan proses tergantung dari polutan dan bahan
tercemar.
2.4 Mencegah
Dan Solusi Dari Polusi Udara
Melihat kenyataan dewasa ini memang polusi udara menjadi masalah
yang pelik pada zaman ini. Bayangkan Green Peace dan Friends Of The
Earth mencatat, angka pertumbuhan populasi dunia berkisar 1,74% tiap
tahunnya. Sementara itu, jumlah mobil dan motor berkembang mendekati angka 5%
setiap tahunnya. Lebih dari seperlima populasi di dunia menghisap udara
berpolusi. Bayi-bayi, orang lanjut usia, perempuan hamil dan penderita asma
serta yang mempunyai penyakit pernapasan menanggung resiko tinggi dalam kondisi
alam dewasa ini. Jadi, hal tersebut harus menjadi perhatian bersama dalam
membangun ekologi yang nyaman. Meskipun dari kendaraan sebagai sumber utamanya,
pemeliharaan hutan pemeliharaan hutan pun juga harus diperhatikan agar tidak
meningkat konsentrasi karbon dioksida di udara yang berakibat pada pemanasan
global.
Hampir tidak ada kota di dunia ini
dapat menghindari dari bencana pencemaran udara. Bahkan, kota-kota yang dulu
terkenal dengan udaranya yang bersih dan murni, tidak tercemar, misalnya Buenos
Aires, Denver dan Madrid sekarang selalu dikepung oleh keadaan udara yang
tercemar sehingga dapat membunuh dan membuat yang sehat maupun sakit masuk
rumah sakit. Akan tetapi, hal hal itu tida perlu terjadi karena, kota-kota dan
bangsa-bangsa di seluruh dunia mulai menerapkan berbagai strategi yang dapat
mengatasi polusi udara dengan baik. Strategi itu mulai dari larangan parkir dan
hari tanpa mengemudi sampai program ketat dan berkekuatan hukum untuk memasang
kendalai polusi udara yang canggih di pusat-pusat pembangkit tenaga. Hanya
sedikit usaha ini yang mencapai keberhasilan sempurna, tetapi banyak juga yang
cukup berhasil bahkan begitu berhasilnya sampai terkadang tidak mendapat
perhatian.
Di Indonesia pada tahun 2006,
khusus bagi warga Jakarta, adanya peraturan daerah No. 2 tahun 2005 tentang
pengendalian pencemaran udara. Inilah saatnya keseriusan pemerintah DKI
Jakarta.
2.4.1 Mencegah Pencemaran Udara
2.4.1.1 Mencegah
Pencemaran Udara Di Luar (Outdoor Pollution)
Dibawah ini beberapa pencegahan
yang di sebabkan zat-zat yang berperan besar dalam polusi udara sebagai berikut[6]
:
a.
Karbon
dioksida
Mengurangi pertambahan jumlah
penduduk, mengurangi pembabatan hutan, dan pengelolahan industri. Langkah ini
di tempuh karena semakin tinggi pertambahan penduduk semakin tinggi pula gas
karbon dioksida yang di buang di udara. Dengan adanya tumbuhan karbon dioksida
akan di ubah kembali menjadi zat makanan dan gas oksigen, yang berguna bagi
makhluk hidup. Memanfaatkan kotoran sapi untuk pembuatan biogas, seperti yang
telah dilakukan sekarang ini, pada peternakan sapi yang berada di daerah Garu,
Jawa Barat. Karena selain kotoran yang mengandung karbon monoksida dan gas
methan, di perternakan ini yang di manfaatkan adalah sisanya 2 % dari zat lain
untuk pembuatan biogas.
b.
Karbon
monoksida
Mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor. Seperti di kota Jakarta, adanya program 3 in 1, selain untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas juga memilimalkan penggunaan kendaraan yang
akan meningkatkan gas buang khususnya karbon monoksida. Begitu juga busway,
dengan bus semacam ini orang tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi.
c.
NO dan NO2
memasang pengubah katalitik (catalitik
converter) pada knalpot kendaraan. Fungsi dari katalitik ini adalah sebagai
penyaring sebelum gas buang keluar dari knalpot (kadar emisi gas buang menjadi
berkurang). Katalitik convertertersusun dua katalis, yaitu katalis reduksi
berfungsi mengurangi emisi oksida nitrogen dengan mengubahnya menjadi gas
nitrogen dan oksigen. Katalis oksidasi berfungsi mengubah hidro karbon yang
tidak terbakar di ruang bakar dan karbon monoksida menjadi gas karbondioksida
dan uap air.
Katalis tersebut dilapisi katalis
logam, seperti platinum, rhodium, dan palladium. Akan tetapi, saat ini harga
katalis logam mahal. Ada dua jenis struktur permukaan, yaitu struktur sarang
lebah dan keramik. Yang banyak digunakan adalah struktur sarang lebah.
Hati-hatilah jika kamu ingin memakai katalitik converter, pastikan apakah kandungan
bensinnya bebas dari timbal. Karena jika bensin mengandung timbal, katalik
converternya akan tersumbat. Das gas buang akan berbalik kearah ruang bakar
sehingga akan menjadi rusak. Tadinya mau mengurangi kadar emisi gas buang, yang
terjadi kendaraannya yang rusak.
d.
SO2
dan SO3
Pengaturan penggunaan bahan bakar
batu bara dan minyak bumi. Pabrik sebagai penyumbang gas buang SOx
yang tinggi harus melakukan pengawasan pada limbah yang dihasilkan. Saat ini,
ada badan dunia yang mengatur tentang baku mutu produksi apakah sudah
memerhatikan lingkungannya atau belum yaitu dengan adanya sertifikat ISO.
e.
Timbal (Pb)
Mengurangi penggunaan senyawa
timbal pada bensin. Langkah ini yang ditempuh adalah memproduksi mobil yang
ramah lingkungan, yaitu menggunakan mesin dengan bahan bakar gas. Bahkan, di
Jepang telah di buat mobil yang mempunyai hasil buangan berupa air. Hanya
Indonesia dan Laos yang memakai bensin dari timbal. Padahal di seluruh dunia
saat ini sedang mengurangi penggunaan bahan bakar (premium, pertamax, atau
solar) yang mengandung timbal.
f.
CFC atau KFK
Mengurangi penggunaan produk-produk
yang mengandung CFC seperti cat semprot, hairspray, pendingin ruangan
(AC) dan memilih produk yang non CFC. Produk-produk yang ramah
lingkunganbiasanya di cantumkan label non CFC pada produk yang di jualnya.
2.4.1.1.1 Mencegah
Melalui Pemrosesan
Dibawah ini
cara pencegahan polusi dari gas melalui pemrosesan sebagai berikut[7]
:
a.
Adsorbsi
Adsorbs merupakan proses melekatnya
molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat adsorben seperti karbon aktif
dan silikat. Adsorbsi mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel
pada permukaannya tana reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat
disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian di gunakan lagi.
Emisi hidrokarbon diadsorbsi pada permukaan karbon aktif, kemudian di hilangkan
dengan cara melewatkan uap yang selanjutnya dikondensasikan menjadi cairan dan
hidrokarbon dapat diperoleh kembali untuk penggunaan selanjutnya.
b.
Absorbsi
Absorbsi merupakan proses
penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan
konsentrasinya. Cara yang mudah sederhanayaitu dengan menggunakan air yang
disebut dry absorben. Metode ini pada prinsipnya hamper sama dengan
adsorbsi. Cuma yang dibedakan emisi hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan,
hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Kontak antara hidrokarbon dengan
cairan absorbs biasanya di gunakan pada menara yang tinggi.
c.
Kondensasi
Kondensasi merupakan proses
perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara dibawah
titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi terutama pada
polutan gas ynag mempunyai tiitk kondensasi tinggidan titik penguapan rendah,
seperti hidrokarbon dan gas organik lainnya. Untuk lebih praktis, digunakan
cara kombinasi pada taraf awal digunakan cara kondensasi kemudian diikuti
dengan cara adsorbsi. Emisi hidrokarbon akan mengalami kondensasi menjadi
cairan suhu yang cukup rendah. Metode ini berguna untuk menghilangkan gas buang
yang dilewatkan permukaan bersuhu rendah sehingga cairan hidrokarbon yang
terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
d.
Pembakaran
Pembakaran merupakna proses untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan dengan
mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut incineration. Hasil pembakaran
berupa karbondioksida, dan air. Proses pembakarannyamenggunakan incineration,
sedangkan alatnya menggunakan incinerator dengan berbagai tipe yang suhunya
dapat mencapai 1800oF.
Incineration merupkan
metode dalam pengelolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang
menghasilka gas dan residu pembakaran. Metode ini mempunyai resiko yang cukup
tinggiseperti bahaya meledak. Cara pencegahan polusi gas dengan pembakara ini
harus segera disingkirkan seperti cerobong asap. Penurunan volume hasil
pembakaran dapat 70% dari limbah padat. Metode incineration dapat
menggunakan alat seperti :
·
Menggunakan api untuk oksidasi
lengkap hidrokarbon lengkap menjadi CO2 dan air, efisiensi
penghilangan hidrokarbon sangat tinggi.
·
Menggunakan katalis sehingga
oksidasi hidrokarbon legkap dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah.
2.4.1.1.2 Mencegah
Yang Berbentuk Partikel
a.
Filter
Filter udara dimaksudkan untuk
menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar pada cerobong pada
permukaan filter agar tidak ikut terlepas kelingkungan sehingga hanya udara
bersih saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang pada cerobong
harus diperiksa secara periodik, jika sudah dalam kondisi jenuh, yaitu penuh
dengan debu harus segera di ganti atau di bersihkan. Penggunaan filter udara
seharusnya disesuiakan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu
banyak, bersifat asam, akalis, dan sebagainya.
b.
Filter Basah
Cara kerja filter basah atau scarbers
adalah membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian
atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bawah alat. Pada saat udara yang
berdebu kontak dengan air, debu akan ikut dan semprotan air turun kebawah.
Secara alami, air hujan cukup efektif untuk membersihkan polutan partikel.
c.
Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat
digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat
ini menggunakan arus searah yang memiliki tegangan antara 25-200 kv, berupa
tabung silinder, dindingnya di beri muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat sebagai pusat silinder, sejajar
dibding tabung, diberi muatan negative. Adanya perbedaan tegangan akan
menimbulkan korona discharga di sekitar pusat silinder. Udara kotor
menjadi ion negative, sedangkan udara bersih menjasi ion positif. Dan
masing-masing akanmenuju elektroda yang sesui.
d.
Kolektor
Mekanis
Dapat
mengendapkan polutan pertikel yang ukurannya relative besar dapat menggunakan
gerakan gravitasi. Cara kerjanya cukup sederhana yaitu, hanya dengan
mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikaian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan, partikel akan jatuh ke bawah
akibat gaya gravitasi. Pengendap silikon adalah pengendap debu yang ikut dalam
gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap
silikon adalah pemanfaatan gaya sentripugal dari udara yang sengaja di
hembuskan melalui tepi dinding tabung silicon sehingga partikel yang relative
berat akan jatuh ke bawah. Makin besar ukuran partikel, debu semakin cepat
diendapkan.
2.4.1.2 Mencegah
Pencemaran Udara Dalam Ruangan (indoor
pollution)
Kurangnya
ventilasi paling sering menjadi pemicu pencemaran udara di dalam ruangan.
Banyak rumah dan kantor berventilasi jelek, sebagian karena langkah-langkah
penyekatan demi menghemat energi (pemantapan
suatu ruangan), sebagaian karena terlalu padat orang beberapa kawasan dan
sebagian lagi karena jeleknya perawatan. Misalnya, banyak pemilik rumah yang
lalai mengganti atau membersihkan filter AC.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari polusi
di dalam ruangan [8]:
·
Untuk menghindari cemaran nitrogen
dioksida dalam rumah, pengering pakaian udaranya tidak boleh di salurkan
kembali ke dalam rumah demi pertukaran panas kecuali di lengkapi dengan alat khusus.
·
Untuk mengurangi penyebab alergi
dari tepung sari bunga dan bulu hewan, hendaknya mempertimbangkan tidak memakai
karpet, tidak memelihara hewan, dan memakai pendingin ruangan
·
Untuk menghindari “gedung yang
tidak sehat”, gedung itu harus diperiksa secara cermat, dirawat secara teratur,
dan pertama kali harus didesain lebih baik.
·
Para perokok bisa ditempatkan di
dalam ruangan khusus, tidak merokok di tempet umum. Hindari merokok didalam
ruangan yang tidak adanya ventilasi udara yang cukup.
·
Para pengguna tungku api, alangkah
lebih baik di ganti oleh alat pemanas listrik yang lebih ramah lingkungan.
2.4.1.3 Penghijauan,
Pemberlakuan ISPU, dan Alat Transportasi
a.
Program
Penghijauan
Tumbuhan-Tumbuhan dapat menyerap
polusi udara berupa karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Tumbuh-tumbuhan
akan menyerap dan mengurangi polutan dengan melepaskan gas oksigen maka, akan
mengurangi jumlah polutan di udara. Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam (sebagai paru-paru kota) maka kualitas udara
semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru. Program penghijauan
ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi
aktif dalam program tersebut dan mengurangi polusi udara[9].
Para industriawan juga harus turut
serta dalam melakukan penghijauan di lingkungan pabriknya. Masyarakat juga tidak
kalh pentingnya untuk berpartisipasi dalam progam penhijauan untuk menanam
tanaman atau bunga baik dipekarangan sekitar rumah maupun di dalam pot. Di
kota-kota besar seperti Jakarta, sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan
bermotor sekitar 90% dan industri sekitar 5%. Untuk pengurangi polusi udara
yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor, emisi gas buang harus memenuhi batas
ambang yang ditetapkan, serta kepedulian para pengelola industri agar emisi gas
buang pada seluruh kendaraan bermotor. Kendaraan pribadi, truk garus memenuhi
pengelola industri agar emisi yang ditimbulkan memenuhi batas ambang yang telah
ditetapkan.
Contohnya pembuatan taman hutan
kota. Ruang terbuka hijau merupakan taman hutan kota atau ruang yang berfungsi
untuk menciptakan kesimbangan ekologi selain itu terciptanya pemandangan yang
asri dan bersih. Manfaat dari ruang terbuka hijau atau taman kota dalam
kehidupan, yaitu sebagai pru-paru kota, pepohonan dalam kota akan membutuhkan
karbon dioksida untuk berlangsunnya fotosintesis. Dengan demikian, makin banyak
pohon makin banya pula karbon dioksisa yang dibutuhkan sehingga akan mereduksi
kadar karbon dioksida dan GRK (gas rumah kaca) lainnya.
Dan partikel-partikel udara yang
merugikan bagi kehidupan sebagai keluaran dari fotosintesis adalah oksigen yang
sangat penting bagi makhluk hidup. Efek rumah kaca pun ikut menurun atau
berkurang, jadi karena banyaknya pepohonan yang di hasilkan secara gratis
akibatnya, udara semakin bersih, segar dan nyaman serta menyehatkan. Ruang
hijau minimal 30% dari luas total suatu daerah tapi, jumlah ini belum ditemukan
dasar penetapannya. Selain kaidah umum yang menetapkan 30% luas total dari
suatu daerah ruang hijau terbuka, ada beberapa metode penetapan RTH sebagai
berikut :
· Berdasarkan
kebutuhan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Jumlah pohon untuk
menyuplai oksigen bagi satu juta jiwa orang di suatu daerah, yaitu 1.000.000 x
0,5 kg x 1 pohon : 1,2 = 416,667 pohon. Jumlah pohon ini kemudian dikonversikan
pada daerah yang akan dibangun.
· Berdasarkan
jumlah karbon dioksida dan lainnya dapat menyerap tanaman yang dapat mereduksi
karbon dioksida udara bervariasi, satu diantaranya menyebutkan angka 200 ton
per hektare. Jika konsentrasi udara sekitar 400 ton, maka diperlukan pohon
dengan luas areal = 400 t : 200 t = 2 hektare.
· Berdasarkan
kombinasi beberapa aspek (Departemen Kehutanan), yakni kebutuhan oksigen bagi
manusia dan kendaraan bermotor (jumlah manusia serta jumlah kendaraan bermotor)
rumus yang berlaku adalah RTH (daklam meter persegi) = (a.v + b.w) / 20, dimana
“a”= kebutuhan oksigen per orang (kg/jam), “b” = kebutuhan oksigen per
kendaraan bermotor, dan “20” adalah konstanta.
Di bawah ini
adalah pohon yang dapat mengurangi polutan udara sekitar 47-69% sebagai berikut
:
· Pohon Felicium (Filicium decipiens)
· Pohon Mahoni (Swietenia
mahagoni)
· Pohon Salam (Syzygium
polyanthum)
· Pohon
Anting-anting (Elaecarpus grandiforus)
Tanaman perdu
yang dapat mengurangi polusi udara sebagai berikut :
·
Tanaman puring (Chodeaium
variegiatum)
·
Tanaman Nusa Indah (Mussaenda sp)
·
Tanaman Soka (Ixora javanica)
·
Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus
rosasinensis)
b.
Pemberlakuan
ISPU (Pemantau Polusi Udara)
ISPU bertujuan untuk memberikan
informasi kualitas udara di daerah tertentu. Informasih ISPU diperoleh dari
pengoperasian kualitas ambient secara otomatis dan berkesinambungan. Data ISPU
ini sangat bermanfaat bagi pemerintah setempat untuk mengendalikan udara.
Keberadaan papan ISPU ini jelas-jelas sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karena
dengan alat untuk mengetahui kualitas udara sekitar, kita dapat mengetahui
kualitas udara tersebut akibatnya bagi kesehatan[10].
Hasilnya, pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama
melakukan antisipasi, terutama jika ISPU menunjukan kategori tidak sehat atau
berbahaya. Jadi, di sini perlunya pengaktifan ISPU di kota-kota tertentu.
c.
Pengatura
Sistem Transportasi Perkotaan
Dalam mencapai sistem transportasi
yang ramah lingkungan dan hemat energi yang diperlukan adalah prasarana
transportasi tersebut seperti permukaan jalan yang halus, akan mengurangi emisi
debu akibat gesekan ban dengan jalan. Tanggul tanah dan jalur hijau sepanjang
jalan raya akan mereduksi tingkat kebisingan pemukiman yang ada di sekitar dan
di sepanjang jalan serta juga akan mengurangi jumlah emisi udara dalam
kecepatan yang tinggi. Pengadilan pada sumber mesin kendaraan. Jenis kendaraan
yang digunakan sebagai alat transportasi merupakan bagian dalam sistem
transportasi yang akan memberikan dampak bagi pada lingkungan fisik dan biologi
akibat emisi pencemaran ini sangat ditentukan oleh jenis dan kinerja mesin
penggerak yang digunakan. Besarnya intensitas emisi dari kendaraan bermotor
selain ditentukan oleh jenis dan karakter mesin, juga sangat ditentukan oleh
jenis BBM yang digunakan. Seperti halnya penggunaan LPG, akan memungkinkan
pembakaran yang sempurna dan efisiensi energy yang tinggi. Selain itu, dalam
rangka upaya pengendalian emisi gas buang, jika peralatan retrofit digunakan,
diperlukan syarat bahan bakar khusus, yaitu bebas timbal. Jadi, dengan sistem
transportasi perkotaan tersebut akan sesuai yang di harapkan, terutama untuk
mengurangi tingkat kemacetan dan mencegah meningkatnya kadar polutan udara oleh
kndaraan bermotor.
2.4.2
Solusi Dari Pencemaran
Udara
1)
Dengan adanya
penyuluhan
Melakukan penyuluhan terhadap
masyarakat mengenai pentingnya udara yang bersih dan bebas dari polusi.
Penyuluhan bisa dilakukan secara berkala melalui forum-forum dalam masyarakat
dan juga kegiatan sekolah agar anak-anak mempunyai kesadaran dini terhadap
pentingnya udara bersih[11].
2)
Dengan
Diterapkannya P4LH Di Lingkungan Sekitar.
P4LH singkatan
dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan. Program ini dibuat
agar kelestarian lingkungan hidup tercapai. Diharapkan program ini akan
mendorong masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang indah, nyaman, bersih,
dan asri. Beberapa kerusakan dan bencana alam yalamang terjadi merupakan akibat
dari kelalaian manusia dalam menjaga lingkungannya. Apabila semua orang
menerapkan progam ini maka diharapkan kerusakan lingkungan dapat ditekan[12].
3)
Memelihara
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) di lingkungan sekitar.
Cara yang
dapat dilakukan untuk memelihara K3 di lingkungan sekitar, dengan menaati
peraturan yang berlaku di masyarakat, misalnya memahami Peraturan daerah K3
yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah.
4)
Adanya etika
lingkungan dan kebijakan yang berkaitan dengan etika lingkungan.
Secara etimologis, etika berasal dari
bahasa Yunani ethos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam
pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik dari
diri seseorang maupun masyarakat. Jadi etika lingkungan dapat diartikan sebagai
kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan oleh nenek moyang dari satu generasi
ke generasi selanjutnya yang terwujud menjadi norma lingkungan. Etika
lingkungan hidup berkaitan dengan norma dan kaidah di masyarakat, berisi
tentang hubungan anatara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan
lingkunannya. Etika juga dapat diperkuat dengan kebijakan dan
peraturan-peraturan mengenai lingkungan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
a.
UUD 1945
Di dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan
bahwa “ Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
b.
UU No. 32 Tahun 2009, tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Secara umum, undang-undang lingkungan hidup
antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi
:
c.
Peraturan pemerintah No. 27 tahun
1999, tentang Analis Dampak Lingkungan (AMDAL).
d.
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun
1999, tentang pengendalian pencemaran udara.
5)
Alat
transportasi
a.
Bersepeda atau jalan kaki
Salah satu hal yang baik untuk membantu mengurangi polusi udara
adalah dengan berhenti menggunakan mobil pribadi untuk pejalanan jarak dekat.
Apabila cuacanya bagus dan tidak beniat untuk pergi terlalu jauh, keluarlah
dengan berjalan kaki atau sepeda. Yang bisa membantu mengurangi polusi udara
dan berolaraga[13].
b.
Menggunakan kendaraan umum
Menggunakan bus, kereta adalah cara baik untuk mengurangi polusi
udara dengan mengurangi emisi karbon.
c.
Hari tanpa mengemudi.
BAB III
METODELOGI
3.1
Tempat dan
Waktu Penelitian
Karena
penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau Library Research
maka, penelitian ini dilakukan di perpustakaan Universitas Islam Darul ‘Ulum
Lamongan dan di rumah penulis. Sedangkan waktu untuk melaksankan penelitian
pada tanggal 21 November 2017 sampai tanggal 18 Desember 2017.
3.2
Metode
Penelitian
Pendekatan yag
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskripstif berupa kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat di amati. Sedangkan Krik dan Miller mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebutdalam bahasanya
dan dalam peristilahannya. Sedangka Kriyantono mendefinisikan penelitian
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Jadi
penelitian kualitatif adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Alasan untuk
menggunakan penelitian kualitatif yaitu karena ppenelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan secara sistematis objek penelitian dan bersifat deskriptif
analitis yang dapat terlihat bukan dalam bentuk angka namun penjelasannya
sejelas-jelasnya.
3.3
Jenis
Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan atau Library Reseach, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan pengumpulan data atau karya tulis ilmiah dan juga bisa
bersumber dari buku atau internet, yang bertujuan dengan objek penelitian atau
pengumpulan data yang bersifat kepustakaan yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu
masalah.
3.4
Sumber Data
a.
Sumber data
primer
Sumber data primer adalah hasil-hasil dari penelitian atau
tulisan-tulisan dari karya peneliti atau teorisi yang orisinil. Dalam hal ini,
sumber data primer yang digunakan adalah Indeks Standar Polusi Udara (ISPU)
dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017 dan dari Organisasi
kesehatan Dunia yang biasa disebut dengan World Health Organization (WHO).
b.
Sumber data
sekunder
Sumber data sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan
dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan
pengamatan / berpartisipasi dalam kenyataan yang dideskripsikan, melainkan
dengan komentar polusi udara. Dengan kata lain penulis bukan penemu teori.
Adapun sumber data tersebut adalah :
1.
Kusniandar, Irwan. 2012. Pendidikan
Lingkungan Hidup. Bandung: Yudistira
2.
Ruhiat, Tedi. 2006. Polusi Udara
Ancaman Abad Sekarang. Jakarta: citra cipta
3.
Septianing, Rasti. 2013. Biologi
1B. Surabaya: Yudistira
3.5
Teknik
Pengumpulan Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library
Reseach) maka, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan
data literer yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang
berkesinambungan dengan objek pembahasan yang diteliti. Data yang ada di dalam
kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara:
1.
Editing, yaitu
pemeriksaan kembali dari data-data yang diperoleh terutama dari segi
kelengkapan, kejelasan makna dan koherensi makna antara yang satu dengan yang
lain.
2.
Organizing, yaitu
penyusunan dta-data yang diperoleh dengan kerangka yang ditentukan.
3.
Penemuan hasil penelitian, yaitu
melakukan analisis kelanjutan terhadap hasil penyusunan data dengan menggunakan kaidah-kaidah teori
dan metode yang telah ditentukan sehingga memperoleh kesimpulan (inferensi)
yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.
3.6
Teknik
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis).
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
yang dapat ditiru (replicabel) dengan data yang valid, dengan
memperhatikan konteksnya. Metode ini dimaksudkan untuk menganalisis seluruh
pembahaan tentang dampak polusi udara. Penulis memulainya dari tahapan
merumuskan masalah, membuat kerangka berpikir, menemtukan metode dan analisis
data sampai tahap kesimpulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sebagaimana penutup dari proposal
ini telah menjelaskan bahwa penyebab polusi
udara adalah polusi udara di luar (outdoor pollution) dan polusi udara
di dalam ruangan (indoor pollution). Dimana polusi udara di luar yaitu :
gas-gas buangan hasil pembakaran baik pindustri maupun alat transportasi, zat
kimia (Karbon Dioksida, Karbon Monoksida, NO dan NO2, Oksida Nitrit,
Nitrogen Dioksida, SO dan SO2, Pb), polusi udara berupa partikel,
bahan organik dan anorganik. Sedangkan polusi udara didalam ruangan yaitu :
rokok, pembakaran, produk-produk rumah tangga seperti AC.
Polusi udara bisa
memicu kematian karena berdampak bagi kelangsungan hidup, makhluk hidup di bumi
: mengganggu dan membahayakan manusia, hewan dan tumbuhan. Dampak kesehatan
khususnya pada manusia yang lebih bahaya lagi bisa memicu kematian jika terus
dibiarkan. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Akut), bahkan kanker paru-paru, kanker otak, penyakit
kardiovaskuler, strok, dan lain sebagainya. Dampak pada hewan yang dapat
mengakibatkan keracunan kronis. Biasanya melalui pakan yang di cemari polusi
udara. Disamping itu, meningkatnya udara yang melebihi batas normal berpotensi
menurunkan produksi hewan. Dampak pada tumbuhan bisa menyebabkan kerugian
ekonomis karena, peningkatan suhu udara dalam batas normal bisa berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman dan rawan penyakit sehingga bisa menurunkan produksi
beberapa jenis pangan seperti sayuran dan buah-buahan.
Cara mencegah
polusi udara yaitu dengan mencegah polusi udara di luar (outdoor pollution)
dan polusi udara di dalam ruangan. Mencegah polusi udara di luar ruangan yaitu
dengan : mencegah dengan pemrosesan (adsorbsi, absorbsi, kondensasi,
pembakaran), mencegah dengan bentuk partikel (filter, filter basah,
elektrostatik, kolektor mekanis) sedangkan mencegah polusi udara dalam ruangan
yaitu dengan para perokok ditempatkan
secara khusus, dengan adanya banyak ventilasi dan lain sebagainnya.
Solusi dari polusi udara yaitu dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat,
Memelihara Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) di lingkungan sekitar, adanya
etika lingkungan dan kebijakan yang berkaitan dengan etika lingkungan, dengan
diterapkannya P4LH di lingkungan sekitar, alat trasnportasi.
4.1
Saran
Adapun saran yang dapat peneliti ajukan antara lain :
4.2.1 Kepada Masyarakat
Seharusnya masyarakat
menjaga dan merawat lingkungan di sekitar, dan memanfaatkannya dengan bijak,
tidak mengeksplorasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya tanpa memerhatikan kelestarian lingkungan.
Yang berakibat proses alam terganggu sehingga banyak fungsi ekologi alam juga
terganggu. Masyarakat juga jangan menyepelehkan dampak dari polusi udara,
karena dari dampak polusi udara tersebut dapat mengganggu kesehatan yang bisa
memicu kematian. Masyarakat juga mulai mengefisienkan pemakaian yang bisa
menyebabkan polusi udara.
4.2.2 Kepada Lembaga Yang Berkaitan
Lembaga-lembaga
yang berkaitan hendaknya turut aktif bersama masyarakat dan pemerintah untuk
mencegah dan menanggulangi polusi udara, yang semakin hari semakin meningkat.
4.2.3 Kepada Pemerintah
Hendaknya pemerintah beserta
masyarakat dan lembaga-lembaga yang berkaitan dapat mengkonstribusi dalam mencegah dan menangani masalah dari
dampak polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari
buku :
Kusniandar,
Irwan. 2012. Pendidikan Lingkungan Hidup. Bandung: Yudistira
Ruhiat, Tedi.
2006. Polusi Udara Ancaman Abad Sekarang. Jakarta: citra cipta
Septianing,
Rasti. 2013. Biologi 1B. Surabaya: Yudistira
Sumber dari
internet :
Alodokter.
2016. “ Mengurangi Polusi Udara di Dalam Rumah”. Diakses dari
di akses pada tanggal 5
Desember 2017.
Dokter
Indonesia. 2014. “Bahaya Polusi Udara Untuk Kesehatan”. Di akses dari
di akses pada tanggal 4
Desember 2017.
BBC Indonesia.
2017. “dari Jakarta sampai London : bagaimana kota-kota dunia melawan polusi ? ” di akses
dari http://www.bbc.com/indonesia/majalah-39176908
Pada tanggal 25 November 2017.
Fatma, Desi.
2017. “ Solusi Pencemaran Udara”. Diakses dari
di akses pada tanggal 5
desember 2017.
Kementrian
Lingkungan hidup dan kesehatan. 2017. “Indeks Standar Polusi Udara”. Diakses dari http://iku.menlhk.go.id. Pada tanggal 25
November 2017.
Lingkungan
hidup. 2016. “Pencemaran Udara” di akses dari https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-dampak- solusi&/ pada tanggal 1
Desember 2017.
Orlando,
Lucas. 2017. “Polusi Udara dan Kesehatan”. Diakses dari
Pada tanggal 7 Desember
2017.
Sindonews.
2017. “Polusi Udara Di Jakarta Menghawatirkan”. Diakses dari
pada tanggal 4 Desember
2017.
Syahputra,
Irfan. 2015. “5 Cara Mengatasi Pencemaran Udara” diakses dari
Pada tangga 3 desember
2017.
Utrawomen.
2010. “Faktor Emisi”. Di aks es dari
https://ultrawomen.wordpress.com/2010/02/28/faktor-emisi/?
Pada tanggal 3 Desember
2017.
---------------.2010.
“Polusi Udara”. Di akses dari
https://ultrawomen.wordpress.com/2010/02/15/polusi-udara/?
Pada tanggal 3 Desember
2017.
Wikihow. “6
Cara Untuk Mengurangi Polusi” di akses dari
https://id.m.wikihow.com/mengurangi-polusi?
Pada tanggal 9 desember 2017.
Wikipedia.
2017. “Pencemaran Udara”. Di akses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pencemaran-udara?
Pada tanggal 8 Desember 2017.
LAMPIRAN
Tabel
pencemaran udara dan jenis-jenisnya
|
No.
|
Pencemaran udara
|
|
|
1.
|
Menurut bentuk
|
a.
Gas
b.
Partikel
|
|
2.
|
Menurut
tempat
|
a.
Ruangan
(indoor)
b.
Udara bebas
(outdoor)
|
|
3.
|
Gangguan kesehatan
|
a.
Iritansia
b.
Aspeksia
c.
Anesthesia
d.
Toksis
|
|
4.
|
Susunan
kimia
|
a.
Anorganik
b.
Organik
|
|
5.
|
Menurut asalnya
|
a.
Primer
b.
Sekunder
|
Update terakhir
tanggal 05-12-2017 09:00:00
|
Baik
0-50
|
Sedang
51-100
|
Tidak
sehat
101-199
|
Sangat tidak sehat
200-299
|
Berbahaya
300-3000
|
|
No.
|
STASIUN
|
ISPU
|
PARAMETER
|
|
1.
|
BMKG-ACH
Kota Banda Aceh
|
16
|
PM 10
|
|
2.
|
KLKH-PADANG
Kota Padang
|
3
|
PM 10
|
|
3.
|
BMKG-PKU
Kota Pekanbaru
|
27
|
PM 10
|
|
4.
|
CRF-1
Kota Pekanbaru
|
33
|
PM 10
|
|
5.
|
CRF-8
Kota Pekanbaru
|
29
|
PM 10
|
|
6.
|
KLHK-P3ESumatera
Kota Pekanbaru
|
47
|
PM 10
|
|
7.
|
KLHK-PEKANBARU
Kota Pekanbaru
|
26
|
PM 10
|
|
8.
|
PMB-1
Kota Pekanbaru
|
14
|
PM 10
|
|
9.
|
CRF-2
Kabupaten Siak
|
42
|
PM 10
|
|
10.
|
CRF-3
Kabupaten Kampar
|
15
|
PM 10
|
|
11.
|
CRF-4
Kota Dumai
|
14
|
PM 10
|
|
12.
|
CRF-5
Kabupaten Bengkalis
|
20
|
PM 10
|
|
13.
|
CRF-6
Kabupaten Bengkalis
|
38
|
PM 10
|
|
14.
|
CRF-7
Kabupaten Rokan
|
14
|
PM 10
|
|
15.
|
BMKG-JMB
Kota Jambi
|
0
|
PM 10
|
|
16.
|
KLKH-JAMBI
Kota Jambi
|
14
|
PM 10
|
|
17.
|
BMKG-PBF
Kota Palembang
|
23
|
PM 10
|
|
18.
|
KLKH-PALEMBANG
Kota Palembang
|
14
|
PM 10
|
|
19.
|
PBF-2
Kota Palembang
|
0
|
PM 10
|
|
20.
|
BMKG-BATAM
Kota Batam
|
0
|
PM 10
|
|
21.
|
BMKG-BTM
Kota Batam
|
37
|
PM 10
|
|
22.
|
DKI-4
Kota Jakarta Timur
|
55
|
O3
|
|
23.
|
DKI-2
Kota Jakarta Utara
|
84
|
O3
|
|
24.
|
DKI-3
Kota Jakarta Selatan
|
43
|
PM 10
|
|
25.
|
DKI-5
Kota Jakarta Barat
|
54
|
O3
|
|
26.
|
DKI-1
Kota Jakarta Pusat
|
55
|
O3
|
|
27.
|
BAF-6
Kota Bandung
|
0
|
PM 10
|
|
28.
|
BKSF-1
Kota Bekasi
|
0
|
PM 10
|
|
29.
|
BKSF-3
Kota Bekasi
|
47
|
PM 10
|
|
30.
|
KRWF-1
Kabupaten Karawang
|
60
|
PM 10
|
|
31.
|
SUF-1
Kota Surabaya
|
41
|
PM 10
|
|
32.
|
SUF-6
Kota Surabaya
|
16
|
PM 10
|
|
34.
|
SUF-7
Kota Surabaya
|
66
|
PM 10
|
|
35.
|
KLHK-BALI
Kota Denpasar
|
7
|
PM 10
|
|
36.
|
KLHK-BALI2
Kabupaten Karang Asem
|
10
|
PM 10
|
|
37.
|
KLHK-BALI3
Kabupaten Karang Asem
|
15
|
PM 10
|
|
38.
|
BMKG-POF
Kota Pontiak
|
57
|
PM 10
|
|
39.
|
KLHK-PONTIANAK
Kota Pontianak
|
2
|
PM 10
|
|
40.
|
BMKG-PAF
Kota Palangka Raya
|
24
|
PM 10
|
|
41.
|
KLKH-PALANGKA RAYA
Kota Palangka Raya
|
32
|
PM 10
|
|
42.
|
BMKG-SMT
Kabupaten Kotawaringin Barat
|
7
|
PM 10
|
|
43.
|
BMKG-PKN
Kabupaten Kotawaringin Barat
|
3
|
PM 10
|
|
44.
|
BMKG-MUARATAWEH
Kabupaten Barito Utara
|
0
|
PM 10
|
|
45.
|
KLKH-BANJARMASIN
Kota Banjarmasin
|
14
|
PM 10
|
|
46.
|
BMKG-BDJ
Kota Banjar Baru
|
18
|
PM 10
|
|
47.
|
BMKG-SAMARINDA
Kota Samarinda
|
28
|
PM 10
|
Tabel Logam
yang Membahayakan Kesehatan
|
No.
|
Unsur
|
Sumber
|
Pengaruhnya
terhadap kesehatan
|
|
1
|
Nikel
|
Minyak diesel, minyak residu,
batu arang, asap tembakau, bahan kimia, katalis, baja dan logam lainnya.
|
Kanker paru-paru
(sebagai karboni)
|
|
2
|
Berillium
|
Batu karang, industri tenaga nuklir.
|
Keracunan akut dan kronis, kanker.
|
|
3
|
Boron
|
Batu arang, bahan pembersih,
industri gelas dan industri lain.
|
Tidak beracun kecuali dalam
bentuk boran.
|
|
4
|
Germanium
|
Batu arang
|
Keracunan ringan
|
|
5
|
Arsenik
|
Batu arang, petroleum, deterjen,
dan pestisida
|
kanker
|
|
6
|
Selenium
|
Batu arang dan sulfur
|
Karang gigi, karsinogenik pada tikus.
|
|
7
|
Titrium
|
Batu arang, pertoleum
|
Karsinogenik pada tikus
|
|
8
|
Merkuri
|
Batu arang, bakteri elektrik dan industri
lain.
|
Kerusakan saraf dan kematian.
|
|
9
|
Vanadium
|
Petroleum, kimia, katalis, baja
dan logam lain.
|
Tidak berbahaya pada konsentrasi
yang pernah ada.
|
|
10
|
Kadmium
|
Batu arang peleburan zink, pipa air, dan
asap tembakau.
|
Penyakit jantung dan hipertensi, mengganggu
metabolism zink dan tembaga.
|
|
11
|
Antimoni
|
Industri
|
Memperpendek umur tikus.
|
|
12
|
Timbal
|
Gas buang mobil
|
Kerusakan otak, konvulsi, gangguan tingkah
laku, dan kematian.
|

Gambar asap pabrik

Proses Terjadinya Polusi Udara


[5] Lingkungan
hidup, Lingkungan hidup. 2016. “Pencemaran Udara” di akses dari https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-dampak- solusi&/ pada tanggal 1 Desember 2017.
[8]
Ibid., hlm.70
https://id.m.wikihow.com/mengurangi-polusi?
Pada tanggal 9 desember 2017.
http://www.kelasipa.com/2015/04/5/cara-mengatasi-pencemaran-udara.html?
Pada tangga 3 desember 2017.
[12]
Fatma, Desi.
2017. “ Solusi Pencemaran Udara”. Diakses dari https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/solusi-pencemaran-udara&di
akses pada tanggal 5 desember 2017.
[13]
Wikihow. “6
Cara Untuk Mengurangi Polusi” di akses dari https://id.m.wikihow.com/mengurangi-polusi?
Pada tanggal 9 desember 2017.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar