Jumat, 12 Oktober 2018

JURNAL PRBLEMATIKA SISWA PANDAI

PROBLEMATIKA SISWA PANDAI KELAS VI
SDN TAWANGREJO II
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Individu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Tri Rachma Zakiyahningtyas, M.Pd

Disusun Oleh :

SITI WULANSARI (17054002)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
2018





ABSTRAK
PROBLEMATIKA SISWA PANDAI KELAS VI
SDN TAWANGREJO II
Oleh :
SITI WULANSARI
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  permasalahan yang terjadi pada siswa pandai kelas VI SD Negeri Tawangrejo II yang masih kesulitan dalam beberapa materi mata pelajaran Ujian Nasional ,Ujian Sekolah, Ujian Praktik dan perkembangan karakterinstik sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian satu siswa pandai kelas VI SD Negeri Tawangrejo II. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi langsung dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) permasalahan siswa pandai kelas VI SD Negeri Tawangrejo II adalah beberapa kesulitan dalam beberapa materi mata pelajaran Ujian Nasional ,Ujian Sekolah, Ujian Praktik. 2) perkembangan karakterinstik sosial siswa pandai kelas VI SD Negeri Tawangrejo II.

Kata kunci : masalah, pandai, materi, ujian, karakterinstik perkembangan sosial




 PENDAHULUAN
     Secara singkat, perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Sedangkan pertumbuhan berarti tahapan peningkatan seseuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan. Pandangan menurut ilmu psikologi tentang peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik secara jasmani maupun rohani. Sedangkana perkembangan adalah perubahan aspek psikis.
     Di dalam proses tumbuh kembang, banyak sekali masalah-masalah yang muncul pada peserta didik. Peserta didik di sekolah sebagai makhluk sosial dan individu pasti memiliki masalah, dengan taraf masalah antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya pasti berbeda. Tohiri (2007: 111) mengungkapkan bahwa peserta didik disekolah akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri dan masalah belajar.
     Banyak ahli mengemukakan pengetahuan masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidasesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai kebutuhan seseorang yang tidak terpenuhi, da nada pula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, dan ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interraksi dengan lngkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
     Menurut Anita E, Wool Folk, 1995:196, “belajar adalah proses perubahan pengetahuuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut (Garry dan Kingsley, 1970:15) “belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas), yang ditimbulkan atau dibah melalui praktek dan latihan”. Menurut Gagne (1984:77), “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar tersebut, masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut:
     “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkaitan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berhubungan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa yang lambat belajar  saja, tetapi juga dapat menimpa siswa yang pandai atau cerdas.

Masalah-masalah Internal Belajar

Dalam interaksi belajar-mengajar, siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis yang berhubungan dengan bahan belajar.
Dalam belajar, siswa menghadapi masalah-masalah intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik. Terdapat beberapa faktor intern yang dialami oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Sikap terhadap belajar.
Sikap merupakan kemampuan memeberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Penilaian terhadap sesuatu bisa memberikan sikap menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja. Selama melakukan proses pembelajaran, sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan meneyebabkan sikap yang salah dalam menerapkan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhi tindakan belajar. Sikap yang salah akan membuat siswa merasa tidak peduli dengan belajar. Akibatnya, tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya, hal ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika siswa sudah tidak peduli terhadap belajar, upaya pembelajaran yang dilakukan tentu menjadi sia-sia. Oleh sebab itu, siswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat dari sikapnya terhadap belajar.
2.      Motivasi belajar.
   Tidak diragukan bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat pada siswa untuk belajar. Kalaupun seorang siswa memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, kemalasan, keengganan dan kelalaian bisa muncul sewaktu-waktu. Oleh karena itu, semangat ini harus dipelihara secara terus-menerus.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus.
3.      Konsentrasi belajar.
  Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru, berbagai strategi belajar-mengajar perlu diterapkan dan waktu belajar serta selingan istirahat perlu diperhatikan. Yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai proses belajar adalah seorang guru sebaiknya tidak langsung melakukan pembelajaran. Namun, seorang guru harus memusatkan perhatian pada siswanya berkaitan dengan kesiapannya untuk melakukan pembelajaran, sebab ketika awal masuk kelas perhatian siswa masih terpecah-pecah dengan berbagai masalah. Oleh sebab itu, pemusatan perhatian pada berbagai strategi sangat perlu dilakukan.
Menurut seorang ilmuwan ahli psikologis, kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.

4                Mengolah bahan belajar.
         Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar. Misalnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah disampaikan. Siswa akan mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka merasa materi yang disampaikan menarik. Oleh sebab itu, seorang guru sebaiknya menyampaikan materi secara menarik agar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada materi tersebut.
5.      Menyimpan pemerolehan hasil belajar.
Menyimpan pemerolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara pemerolehan pesan, kemampuan menympan tersebut dapat berlangsung dalam jangka yang pendek maupun dalam jangka waktu panjang. Proses belajar terrdiri dari proses pemasukan, proses pengolahan kembali, dan proses penggunaan kembali. Biasanya, hasil belajar yang dsimpan dalam jangka waktu yang panjang akan mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini akan tejadi bila siswa tidak membuka kembali bahan belajar yang telah diberikan oleh seorang guru.

6.      Menggali hasil belajar yang tersimpan.
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Untuk hal baru siswa dapat memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali atau mengaitkannya dengan bahan lama.

7.      Kemampuan berprestasi.
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini, siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.

8.      Rasa percaya diri siswa.
Rasa percaya diri timbul dari keinginan untuk membuat diri sendiri bertindak dan mencapai keberhasilan. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul akbat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar, diketahui unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka rasa percaya dirinya akan semakin meningkat. Apabila terjadi sebaliknya, maka siswa akan merasa kurang percaya diri.

9.      Intelegensi dan keberhasilan belajar.
Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untk berrtindak secara terarah, berpikir secara baik dan begaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan terssebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
Pemerolehan hasil belajar yang rendah, yang diakibatkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar itu, dapat membuat tenaga kerja memiliki mutu yang rendah pula. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu, mereka seyogyanya didorong untuk melakukan belajar dibidang ketrampilan.
Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar hanya pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan belajar, dating terlambat, dan sebagaianya.
10.  Cita-cita siswa.
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa terrlalu termotivasi untuk belajar ssecara serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi, diharapkan siswa berani bereksplorasi dengan kemampuannya sendiri.
Karakterinstik Perkembangan Sosial
Perkembagan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan untuk perilaku sesuai dengan harapan sosial yang ada. Proses menuju kesesuaian tersebut paling tidak mencakup tiga komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, mermain dalam peran yang disetujui secara sosial, dan perkembagan sikap sosial. Pengertian sosial dan tidak sosial sebenarnya sangat longgar dalm kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan bahwa anak yang berkembang secara sosial adalah anak yang berhasil melaksanakan ketiga proses tersebut.
Hurlock menyatakan indikator dari prilaku sosial yang sukses adalah kerjasama, persaingna yang sehat, kemampuan berbagi (sharing), minat untuk diterima, simpati ,empati, ketergantungan, persahabatan, keinginan bermanfaat, imitasi, dan perilaku lekat. Perkembagan emosi yang merupakan proses perkembangan kemampuan untuk tanggap secara emosional, terkait erat dengan perkembagan sosial anak. Respon yang nyaman menimbulkan pernerimaan sosial yang baik.     
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan langsung di lokasi atau di lapangan. Focus pendekatan psikologi pendidikan dan juga psikologi perkembangan peserta didik karena berkaitan dengan tingkah laku peserta didik dan juga permasalahan yang dihadapinya.
Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan April sammpai dengan Mei 2018. Sedangkan tempat penelitian satu hari di SD Negeri Tawangrejo II yang beradi di Dusun Deyo, Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Dan di rumah Salsabilla Nurfita Rahma, di RT/03. RW/05, Dusun Deyo, Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
Subjek penelitian yang dijadikan subjek penelitian adalah satu siswi kelas VI SD Negeri Tawangrejo II, yang bernama Salsabilla Nurfita Rahma. Sedangkan objek  yang diteliti adalah permasalahan belajar dan karakterinstik perkembangan yang dihadapi oleh siswi tersebut.
Adapun prosedur pelaksanaan tes yaitu dengan menggunakan jenis alat tes Non-tes. Non-tes ini menggunakan alat evaluasi jenis observasi langsung atau observasi partisipasi, wawancara bebas dan disisipi wawancara terpimpin.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.      Hasil Penelitian
     Bidang studi psikologi pendidikan adalah suatu ilmu yang menghubungkan antara dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan pendidikan dan menekankan pada penggunaan metode-metode psikologi dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan bidang studi psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individual yang menunjukkan cara individu bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungannya.
     Dari hasil observasi, mendampingi langsung siswi tersebut saat belajar di rumah selama satu bulan. Mulai dari mempersiapkan try out, ujian akhir sekolah sampai dengan UASBN. Selama melakukan observasi terhadap siswi tersebut  dapat diperoleh bahwa :
1.      Pada Try Out
Tidak ada kisi-kisi
2.      Ujian praktik
No.
Mata Pelajaran
Kesulitan dari Kisi-kisi
1
Bahasa Indonesia
-          Membuat puisi tentang peristiwa
-          Meringkas
2
IPA
-          Tidak dapat mendeskripsikan secara singkat hasil dari percobaan gaya dengan balon udara dan kertas; electromagnet.
-          Tidak dapat mendeskripsikan secara singkat tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia.

3
penjaskes
Roll depan dan roll belakang karena was-was untuk bisa melakukannya atau tidak.
4
Pendidikan Agama Islam
Menulis surat pendek tanpa melihat contoh tulisan.

5
Seni Budaya
Adanya nada tinggi-rendah

3.      Pada ujian sekolah
No.
Mata pelajaran
Kesulitan dari kisi-kisi
1
Pendidikan Agama Islam
-
2
Bahasa Arab
-
3
Bahasa Inggris
Kisi-kisi dengan apa yang ada di buku LKS beda.
4
Bahasa Jawa
-
5
Pkn
-          Adanya gambar upacara adat, dam menentukan asal daerah.
-          Adanya gambar rumah adat, dan menentukan nama rumah adat tersebut.
-          Menentukan makna tarian dari suatu daerah.
-          Adanya gambar lambing koprasi dan menentukan azaz berdirinya koperasi Indonesia.
6
IPS
-       Adanya tabel hasil kerajinan khas suatu daerah, dan dapat menentukan asal daerahnya.
-       Menentukan contoh perdagangan bilateral.
-       Adanya tabel tentang tokoh dan penemuannya dan menentukan pasangan tokoh dan penenmunya.
-       Adanya gambar alat-alat komunikasi dengan berbagai merk dan menentukan Negara pembuatnya.
-       Adanya beberapa komoditi ekspor/impor dan menentukan salah satu komoditi ekspor/impor.

2.      UNASBN
No.
Mata Pelajaran
Kesulitan pada Kisi-Kisi
1
Bahasa Indonesia
-          Mengambil informasi dari isi teks sederhana untuk melengkapi tabel
-          Menentukan makna kata/kias/symbol pada syair
-          Menentukan maksud syair
-          Melengkapi teks percakapan dengan peribahasa yang sesuai
-          Mengubah teks percakapan menjadi narasi
2
Matematika
-
3
IPA
-       Menjelaskan fungsi bagian tubuh hewan/tumbuhan tertentu
-       Menjelaskan fungsi bagian rangka yang disajikan dalam gambar
-       Mengidentifikasikan nama bagian yang ditunjuk pada gambar sistem pernafasan manusia/ hewan
-       Disajikan pertanyaan tentang proses pernapasan pada manusia dan dapat menentukan ururtan proses pernapasan yang tepat
-       Mengidentifikasi fungsi bagian yang ditunjuk pada gambar sistem pencernaan manusia


     Selain melakukan observasi juga dilakukan wawancara untuk mencari tahu kesulitan yang dialami saat dilaksanakannya try out, ujian praktik, ujian sekolah dan UASBN setelah memberitahu kesulitan dari materi yang di ujikan kepada peneliti :


1.      Try Out
Mata Pelajaran
Kesulitan
Bahasa Indonesia
-  Mencari ide pokok
-  Memperbaik kalimat dari segi SPOK
Matematika
-
IPA
Ada soal yang sebelumnya belum pernah dibahas yaitu menghitung gaya.

2.      Ujian Praktik
No.
Mata Pelajaran
Kesulitan yang dihadapi saat ujian praktik
1
Bahasa Indonesia
-
2
IPA
-
3.                   
Penjaskes
Roll depan dan roll belakang, juga tidak ada waktu istirahatnya antara satu materi yang di uji ke materi selanjutnya
4.                   
Pendidikan Agama Islam
-
5.                   
Seni Budaya
Masih pada nada tinggi dan nada rendahnya

3.      UASBN
No.
Mata Pelajaran
Kesulitan
1
Bahasa Indonesia
-
2
Matematika
-
3
IPA
-          Kerangka manusia dan organ tubuh manusia
-          Pernapasan manusia karena rumit
-          Filtrasi air  karena gambarnya tidak jelas

4.         Karakterinstik Sosial
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti mendapatkan karakterinstik perkembangan sosial siswa tersebut senang mempunyai teman banyak tapi realitannya dia tidak memiliki banyak teman entah karena faktor apa. Ketika diwawancara dia menjawab temannya butuh hanya pada saat mau ujian saja. Dia juga benci kalau sewaktu ulangan Tanya sama dia, dia pasti jawab. Tapi giliran dia yang bertanya temannya tidak mau membantu. Walaupun temannya sedikit dia tidak merasa keberatan.
2.      Pembahasan
     Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam tabel, terdapat kesulitan dalam melaksanakan Try Out pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA, jadi dapat diketahui bahwa tingkat kesulitan dalam mengerjakan soal Try Out terletak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) karena memiliki beberapa kesulitan dalam beberapa materi, yang berarti siswa tersebut kurang menguasai beberapa materi pelajaran dan memerlukan pendalaman pada materi-materi tersebut. Kesulitan yang dihadapi siswa ini terjadi karena dulunya waktu yang kurang bagi siswa untuk mempelajari materi tersebut.
     Terdapat kesulitan dalam mempelajari kisi-kisi ujian praktik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, Penjaskes, Pendidikan Agama Islam dan Seni Budaya. Karena kebanyakan tidak menguasai materi yang akan di ujikan. Tapi setelah siswa tersebut menjelaskan dimana materi yang merasa sulit kepada peneliti, siswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan ujian praktiknya. Tapi masih tetap ada kesulitan pada mata pelajaran Seni Budaya, karena peneliti juga kurang mengetahui teknik menyanyi secara benar.
     Terdapat kesulitan dalam mempelajari kisi-kisi ujian sekolah pada mata pelajaran Bahasa Inggris, PKN, dan IPS. Karena ada beberapa materi yang tidak di kuasai disebabkan kurang menyukai mata pelajaran tersebut. Tetapi setelah siswa tersebut menjelaskan dimana materi yang merasa sulit kepada peneliti, siswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan ujian sekolah.
     Terdapat kesulitan dalam  mempelajari kisi-kisi ujian nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA karena memiliki beberapa kesulitan dalam beberapa materi, yang berarti siswa tersebut kurang menguasai beberapa materi pelajaran dan memerlukan pendalaman pada materi-materi tersebut. Tetapi setelah siswa tersebut menjelaskan dimana materi yang merasa sulit kepada peneliti, siswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan ujian nasional. Walaupun masih ada dua materi yang mengalami kesulitan.
       Psikologi Satoshi Kanazawa dari London School of Economics, dan Norman Li Dari Universitas Managemen Singapura, menyimpulkan tiga hal uatama.
1.      Orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung memiliki pengecualian untuk tak membutuhkan teman. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti mendapatkan karakterinstik perkembangan sosial siswa tersebut senang mempunyai teman banyak tapi realitannya dia tidak memiliki banyak teman entah karena faktor apa.
2.      Orang yang cerdas biasanya akan lebih tertarik soal hal-hal yang penting bagi mereka saja, sehingga komunikasi akan mereka taruh di prioritas nomor sekian. Ketika diwawancara dia menjawab temannya butuh hanya pada saat mau ujian saja. Dia juga benci kalau sewaktu ulangan Tanya sama dia, dia pasti jawab. Tapi giliran dia yang bertanya temannya tidak mau membantu.
3.      Orang-orang cerdas memiliki lingkaran pertemanan yang sempit. Walaupun temannya sedikit dia tidak merasa keberatan.



KESIMPULAN
Banyak sekali masalah-masalah yang muncul pada peserta didik. Peserta didik di sekolah sebagai makhluk sosial dan individu pasti memiliki masalah, dengan taraf masalah antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya pasti berbeda.
Dalam belajar, siswa menghadapi masalah-masalah intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik. Terdapat beberapa faktor intern yang dialami oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: Sikap terhadap belajar, Motivasi belajar, Konsentrasi belajar, Mengolah bahan belajar, Menyimpan pemerolehan hasil belajar, Menggali hasil belajar yang tersimpan, Kemampuan berprestasi, Rasa percaya diri siswa, Intelegensi dan keberhasilan belajar, Cita-cita siswa.
Siswa pandai juga dapat memiliki permasalahan dalam mata pelajaran tertentu karena kurang menguasai beberapa materi pelajaran dan memerlukan pendalaman pada materi-materi tersebut. Juga dalam perkembangan karakterinstik sosialnya. Karena faktor egois dan juga tidak mempermasalahkan banyak atau sedikitnya teman.







DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Hamiyah, Nur. 2014. Strategi belajar mengajar dikelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Hartinah, Siti. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rafika Aditama.
Sumber Internet :
Novaya, Siantita. 2017. “Kenapa Semakin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema 7 Subtema 1 Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran 1

 Bangsa kita mengalami penjajahan cukup lama. Selama masa penjajahan,  bangsa kita mengalami penderitaan akibat adanya penindasan. Pada masa...