Murid, mereka bagaikan kanvas putih di hadapan seorang pelukis. Pelukis mempunyai banyak kesempatan untuk menciptakan karya seni di atas kanvasnya yang masih polos. Guru yang diibaratkan sebagai sang pekulis, dan murid adalah kanvas putihnya. Sedangkan cat warna-warni, kuas dan peralatan lainnya adalah mata pelajaran. Jadi sebelum sang pelukis (guru) harus mempersiapakan segala sesuatu sebelum dia "melukis" di kanvas putihnya.
Ketika seseorang memasuki jenjang pendidikan, maka saat itulah dia menjadi seorang murid. Yang harus siap dibentuk dan diwarnai oleh gurunya. Dia -murid- siap menerima apapun dari para guru. Tinggal bagaimana peran guru untuk menggali, memunculkan, dan kemudian membentuk karakter murid menjadi baik. Bukan hanya sekedar intelektualnya melainkan emosi dan spiritualnya, lebih penting lagi berakhlak mulia.
Guru yang profesional akan memperlakukan muridnya dengan upaya semaksimal mungkin yang dia mampu. Dia akan memberikan pelayanan terbaiknya sebagai guru. Karena dia menyadari, amanah dan tanggung jawab yang besar untuk membina dan mencetak manusia yang unggul bagi bangsa dan negaranya. Segala daya upaya pasti akan bdikerahkan untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut. Sebab jika seorang guru gagal, kegagalan itu akan berdampak bagi hidup dan negaranya. Karena akan berkait dengan runtuhnya bmoralitas generasi bangsa.
"Kegagalan guru bisa berakibat runtuhnya moralitas generasi bangsa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar